KedaiPena.com – Gerakan “dari Yogya Kita melawan” merupakan bentuk perlawanan dari akar rumput Partai Persatuan Pembangunan (PPP) kepada segelintir elit PPP yang telah menghalalkan segala cara termasuk menghamba kepada penguasa semata-mata untuk memenuhi syahwat politiknya.
Hal itu disampaikan Koordinator Presidium Lasykar PPP Se Yogyakarta, Faridz Wajdi atau pria yang akrab disebut Jodi, paska tewasnya kader PPP Didin Bolawen, warga warga Tlogoadi, Mlati, Yogya , Kamis (21/4). Diketahui Didin tewas usai diserang orang tak dikenal beberapa waktu lalu.
“Kegiatan yang dilaksanakan oleh presidium Lasykar Se Yogyakarta murni diselenggarakan oleh grassroot yang kecewa atas perilaku sewenang-wenang dari menkumham yang secara terang-terangan memecah belah PPP”, ungkap Jodi.
Dikatakan Jodi, dengan tidak taatnya Menkumham terhadap Putusan MA yang telah mengesahkan Muktamar Jakarta, berarti Menkumham telah berbuat dzalim dan menjadikan PPP sebagai ‘boneka’ yang selalu tersandera untuk kepentingan penguasa.
“Para pendahulu kami adalah macan pejuang-pejuang tangguh melawan orde baru. Kami sebagai gerakan anak muda Ka’bah Yogyakarta akan menunjukkan kepada bangsa ini bahwa untuk kebenaran yang kami perjuangkan siap berkorban harta bahkan nyawa sekalipun,†tandasnya.
Jodi menyindir kehadiran Arsul Sani di internal PPP. Menurutnya, Asrul adalah orang baru dari Partai sebelah yang diselundupkan di PPP.
“Kalau Arsul Sani mengecilkan gerakan kami, maka hal itu wajar saja karena dia hanya penumpang gelap yang tidak mengerti sejarah perjuangan partai. Arsul Sani dengarlah, apabila engkau melacurkan PPP demi syahwat politikmu. Apabila engkau bersilat lidah membolak-balikkan fakta demi kepentinganmu, maka engkau dan gerombolan elitmu akan menghadapi perlawanan dari laskar muda ka’bah yang tidak pernah mati dan tidak pernah engkau bayangkan,†tegas Jodi.
Jodi mengingatkan, kematian Dodi tidak akan menyurutkan gerakan yang dilakukan oleh kader PPP di Yogyakarta. Sebaliknya, sambung Jodi, aksi perlawanan akan semakin membesar dan menggelora.
“Syahidnya saudara Didin tidak membuat gerakan kami semakin kecil. Kami yakin akan semakin membesar dan menggelora di setiap kader militan PPP. Bagi kami Saudara Didin itu tidak pernah mati, karena semangatnya telah bersemayam dan menjadi monumen di sanubari kami semua. Selamat Jalan sahabatku Didin, Istirahatlah di bawah lindungan Ka’bah”, Pungkas Jodi
(MS)