KedaiPena.Com- Kader Demokrat
pimpinan Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY membocorkan sandungan bagi Koalisi Perubahan untuk Persatuan atau KPP tak kunjung melakukan deklarasi calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres). Bocoran itu dibagikan melalui sebuah video kader Demokrat yang berisi narasi perspektif soal kondisi dari Koalisi Perubahan saat ini.
Awalnya narasi video kader Demokrat itu menyebutkan bahwa ketiga parpol yang tergabung di Koalisi Perubahan saat ini tak perlu diragukan komitmenya terhadap pemenanganan Anies Baswedan di 2024. Sekedar informasi, Koalisi Perubahan sendiri saat ini dinaungi oleh Partai Demokrat, NasDem dan PKS.
“Kita akui ketiga partai ini tak perlu diragukan komitmennya terhadap perubahan. Apa yang tampak di luar, itu juga yang terjadi di ruangan,” bunyi video berdurasi sekitar
2 menit tersebut seperti yang diterima redaksi, Jumat,(4/8/2023).
Dalam video itu disebutkan bahwa komitmen dari tiga partai di Koalisi Perubahan termasuk soal sosok bakal cawapres pendamping Anies Baswedan. Video itu juga memberikan narasi bahwa ada kriteria yang harus ditaati calon presiden yakni Anies Baswedan dalam memilih pendampingnya.
“Sampai disini kita optimis, perjuangan perubahan akan menemukan peta kemenangan,” papar narasi video itu.
Meski demikian, lanjut narasi video tersebut, terlalu naif jika menganggap rezim ini hanya akan menjadi penonton atas pergerakan dari Koalisi Perubahan. Video itu menyebutkan bahwa dengan kuasa dan kapital, penguasa percaya diri bisa membubarkan tiga partai di Koalisi Perubahan.
“Berbagai upaya dilakukan, mulai dari rayuan sampai ancaman hingga ditemukan pintu gelap itu,” jelas narasi dalam video tersebut.
Kemudian video tersebut juga memunculkan sebuah narasi yang menyebutkan bahwa ada
sekelompok orang di salah satu partai Koalisi Perubahan yang bisnisnya terikat kencang dengan rezim ini.
“Mereka punya kapital kuat karena berkelindang dengan oligarki keruk-keruk tambang,” jelas narasi video tersebut.
Narasi video tersebut kemudian berlanjut dengan kemungkinan adanya upaya pengkhianatan di Koalisi Perubahan itu terjadi.
Menurut narasi video pengkhianatan itu terjadi saat kelompok orang itu menjadi penjamin bahwa cawapres koalisi adalah orang yang terafiliasi dan bisa dikontrol penguasa.
“Mereka ini sebenarnya, bukanlah pemimpin tertinggi partai itu tapi karena uang, kapital dan sokongan rezim, mereka merasa berkuasa atas partainya,” jelas narasi video tersebut.
“Lalu siapakah mereka ini? Mereka satu-satunya yang murka, protes, saat tahu Anies Baswedan menambahkan satu kriteria baru bagi Capresnya, yaitu berani dan tidak bermasalah,” tambah narasi video itu.
Video itu turut menyebutkan bahwa sekolompok orang yang akan berkhianat pada Koalisi Perubahan kerap melontarkan pernyataan yang mengulur-ulur deklarasi capres-cawapres.
“Mereka juga yang kerap memicu pertengkaran antara partai koalisi perubahan. Mereka melakukan itu karena memang dipasang oleh rezim ini untuk melancarkan misi kegagalan,” papar narasi video tersebut.
Di akhir video, narator membocorkan, kemungkinan pengkhianatan tersebut dapat menjadi alarm bagi para pendukung perubahan bahwa perlawanan terhadap status quo telah dimulai, dengan perlawanan dari dalam.
“Kita harus pastikan siapapun capres cawapresnya, bukanlah pengecut dan bopeng masa lalu,” pungkas narasi itu.
Laporan: Tim Kedai Pena