KedaiPena.Com – Seorang warga Sepatan Kabupaten Tangerang bernama Hayati diduga menjadi korban penipuan, yang dilakukan oleh Staf Desa Tapos, Kecamatan Tiga Raksa. Ulah anak buah Bupati Tangerang tersebut, disinyalir telah terjadi beberapa kali.
“Awalnya, pada Mei 2020, Ridwan nama staf desa tersebut, menggadaikan mobil senilai Rp.30 juta rupiah. Alasanya uang tersebut untuk keperluan bantu anak yatim,” ujarnya, kepada wartawan, Rabu, (24/3/2021).
“Setelah jalan satu bulan si pelaku meminjam mobil yang digadai tersebut untuk keperluan kondangan. Karena rayuannya yang memelas, saya percaya. Mobil saya pinjamkan, ternyata hingga sekarang gak kembali. Dan si pelaku selalu menghindar jika didatangi ke rumahnya,” tambah dia.
Hayati mengaku, perbuatan Ridwan tersebut telah dikonfirmasi ke Kepala Desa Tapos, Khaerudin. Kagetnya, imbuh Hayati, Ridwan yang memang staf desa Tapos, telah melakukan penipuan, dan dicari oleh beberapa orang yang menjadi korbannya.
“Saya sudah mencari dia kemana-mana gak ketemu. Pusing juga saya didatangi banyak orang yang mengadu ditipu oleh Ridwan. Kasusnya bukan hanya penipuan gadai dan jual beli mobi saja, tapi juga ada kasus jual beli tanah, penipuan bantuan untuk pondok pesantren,” ungkapnya.
Hayati menjelaskan, pasca kejadian tersebut, Ridwan sempat menawarkan ganti rugi dengan sebidang lahan.
Namun, kata Hayati lagi, hingga kini surat surat atas tanah yang akan menjadi objek ganti rugi tersebut, tak kunjung diberikan oleh Ridwan.
“Kompensasi ganti rugi itu, pihak Keluarga Ridwan akan mengganti uang tersebut dengan sebidang tanah di wilayah Desa Tapos. Bahkan tanah tersebut sudah diukur dan harga sudah setuju. Tapi lagi -lagi, Ridwan menolak memberi surat tanah untuk dibuat akte jual beli (AJB) yang baru,” imbuhnya.
“Saya juga kecewa dengan Kades Khaerudin karena beliau yang berjanji akan mengusahakan mendapatkan arsip dokumen surat tersebut. Sampai sekarang Kades Khaerdin malah susah dihubungi dan ditemui,” tandasnya.
Berdasarkan info yang diketahui, Hayati akan segera membuat laporan ke kepolisian, bila Ridwan dan Kades Tapos terus menghindar dan tidak bisa mencari solusi atas kasus tersebut.
Senada dengan Hayati, salah seorang tokoh masyarakat di Desa Tapos yang enggan disebut namanya mengaku resah dengan perbuatan Ridwan. Sumber mengharapkan, adanya ketegasan Khaerudin selaku kepala desa.
“Warga desa sudah resah dengan prilaku Ridwan tersebut. Kami berharap Pak Kades Khaerudin bisa bertindak tegas. Jangan lembek menindak stafnya,” ujar sumber.
Laporan: Sulistyawan