KedaiPena.Com – Pengamat Kebijakan Publik Universitas Trisakti Trubus Rahadiansyah menilai, wajar isu reshuffle kabinet berkembang di tengah pandemi Corona.
Hal itu, kata dia, lantaran memang selama Corona atau Covid-19 ini banyak menteri-menteri dari Presiden Jokowi yang tidak optimal dalam kinerjanya.
Demikian disampaikan oleh Trubus Rahadiansyah saat menanggapi kabar reshuffle kabinet pada masa pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di tengah masa pandemi Corona atau Covid-19.
“Ini kan kita sedang dimasa penanganan Covid-19, memang seharusnya satu tahun pemerintah harus melakukan reshuffle, karena menurut saya beberapa kinerja menteri saat ini belum ada yang menggembirakan. Karena ada beberapa kementerian yang belum optimal dalam melaksanakan pekerjaannya,” ujarnya, Jumat, (29/5/2020).
Selanjutnya, Trubus mengatakan, pernah mendengar berita di salah satu media terkait adanya kementerian yang kinerjanya kurang optimal serta dalam pengawasan.
“Sebelum Covid-19 saya pernah mendengar di salah satu media, di mana Presiden mengatakan bahwa ada beberapa kementerian yang bekerjanya kurang optimal dan dalam pengawasan. Tetapi tidak disampaikan kementerian apa saja,” tambah Trubus
Untuk mengatasi hal tersebut, Trubus menyarankan pemerintah dapat melakukan evaluasi terhadap kinerja jajaran kabinet untuk menjalankan pertumbuhan ekonomi.
“Selain itu, dulu kata presiden 6 bulan masa kerja akan dievaluasi, akan tetapi 6 bulan ini berketetapan dengan permasalahan Covid-19. Pemerintah harus sering melakukan evaluasi, jika tidak maka pertumbuhan ekonomi tidak akan jalan,” paparnya.
Trubus juga menyampaikan, bahwa Presiden Jokowi mampu mencari sosok yang tepat untuk mengisi pos-pos jika terjadinya reshuffle kabinet.
“Saya percaya bapak Presiden mampu mencari sosok-sosok yang tepat untuk mengisi kabinet, dan menurut saya kinerja menteri satu tahun jika tidak memenuhi, lebih baik diganti,” ucap Trubus.
Trubus menjelaskan, saat ini fokusnya kepada new normal maka nanti yang mengisi adalah menteri yang memahami suatu kondisi seperti kondisi saat wabah Covid-19 ini.
“Seseorang yang mampu memanajemeni, jadi kinerja produktivitasnya tinggi, tapi Covid-19 nya dapat tertekan. Karena permasalahannya new normal ini tidak mudah,” tandas Trubus.
Laporan: Muhammad Lutfi