KedaiPena.Com- Pengamat Politik Fernando Emas menilai bahwa kabar berduetnya calon presiden atau capres Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) Anies Baswedan dengan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) merupakan karma politik bagi Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
“Mungkin ini karma politik atas sikap SBY yang dianggap beberapa pendiri Partai Demokrat mengkhianati dan tidak tahu berterima kasih pada mereka,” kata Fernando, Jumat, (1/9/2023).
Fernando juga memandang, dengan kabar duetnya Anies-Cak Imin juga harus menjadi intropeksi dan sadar diri. Fernando menilai bahwa kejadian ini merupakan momentum untuk pembenahan diri bagi AHY agar diperhitungkan dan dipertimbangkan dalam kancah politik nasional.
“AHY harus intropeksi diri dan sadar diri sehingga perlu melakukan pembenahan diri agar dipertimbangkan dalam kancah politik nasional. Walaupun menjadi Ketum Partai Demokrat tidak terlalu berperan dalam politik nasional karena dianggap ketum karbitan,” papar Fernando.
Fernando pun mengaku yakin, jika partai Demokrat tidak akan menerima duet antara Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar. Pasalnya, kata Fernando, AHY sangat berharap bisa menjadi pendamping Anies.
“Sehingga sangat wajar kalau Partai Demokrat merasa kecewa terhadap keputusan Anies menggandeng Muhaimin Iskandar karena seperti merasa dikhianati,” pungkas Fernando.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Partai Demokrat/Anggota Tim 8, Teuku Riefky Harsya, mengatakan Demokrat dipaksa setuju dengan keputusan sepihak itu.
“Rentetan peristiwa yang terjadi merupakan bentuk pengkhianatan terhadap semangat perubahan, pengkhianatan terhadap piagam Koalisi yang telah disepakati oleh ketiga parpol, juga pengkhianatan terhadap apa yang telah disampaikan sendiri oleh Capres Anies Baswedan, yang telah diberikan mandat untuk memimpin Koalisi Perubahan,” ujar Teuku dalam keterangannya, Kamis (31/8/2023).
Dalam kesempatan itu, Teuku mengatakan, Anies pernah menyampaikan kepada Ketua Umum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) untuk menjadi cawapresnya.
“Di masa-masa ini, sejumlah parpol sahabat mendekati dan membuka komunikasi politik
dengan Partai Demokrat. Khusus pada pertemuan dengan salah satu Parpol yang
mengundang perhatian publik, Capres Anies menghubungi pada 12 Juni 2023 dan
mengatakan kepada Ketum AHY, ‘Saya ditelepon beberapa kali oleh Ibu saya dan guru spiritual saya, agar segera berpasangan dengan capres-cawapres Anies-AHY’,” ucap dia.
Teuku mengatakan, Demokrat mendapat informasi kalau Cak Imin disepakati menjadi cawapres Anies Baswedan pada Rabu (308/2023).
“Kemarin, 30 Agustus 2023, kami mendapatkan informasi dari Sudirman Said, mewakili Capres Anies Baswedan, bahwa Anies telah menyetujui kerja sama politik Partai Nasdem dan PKB, untuk mengusung pasangan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar. Persetujuan ini dilakukan
secara sepihak atas inisiatif Ketum Nasdem, Surya Paloh,” ucap dia.
Demokrat geram dengan keputusan sepihak itu. Teuku menyebut, Demokrat juga dipaksa menyetujui pasangan Anies-Cak Imin.
“Hari ini, kami melakukan konfirmasi berita tersebut kepada Anies Baswedan. Ia
mengonfirmasi bahwa berita tersebut adalah benar. Demokrat “dipaksa” menerima keputusan itu (fait accompli),” ucap dia.
Laporan: Tim Kedai Pena