KedaiPena.Com – Eks Menko Maritim dan Sumber Daya sedih. Saat dia berkunjung ke kampung-kampung di Jakarta, rakyat beli air bersih per jeriken (jerigen).
Sementara orang kaya yang tinggal di apartemen mewah bisa menyedot langsung air tanah. Rakyat kecil hanya air permukaan yang jorok, terkadang campur dengan kotoran manusia.
Rizal pun bertekad mengubah keadaan itu. Jika memiliki kesempatan, Ia akan memberi izin rakyat di kampung-kampung Jakarta untuk bisa menyedot air tanah dengan cara yang bijak.
“Kenapa demikian? Karena mereka punya hak. Kalau rakyat punya air bersih, bersyukurnya luar biasa karena bebas dari penyakit,” tegas dia.
Rizal melanjutkan, untuk menyalurkan, harus dibuat pusat distribusi. Dengan demikian, seluruh rakyat akan mendapatkan air bersih, tanpa terkecuali.
Tapi, imbuhnya, tentu air tanahnya mesti ditambah cadangannya. Caranya, harus bersyukur kepada Tuhan yang maha kuasa.
“Di Jakarta, sekali hujan itu puluhan ribu meter kubik. Saya sudah pelajari tanah di bawah Jakarta, jadi air hujan itu kita tampung. Kita wajibkan rumah di atas 100 meter harus punya dua sumur resapan,” imbuhnya.
Selain itu, Rizal juga menegaskan, transportasi publik di Jakarta harus benahi. Jokowi dulu bikin MRT, begitu Ahok jadi gubernur, dia ingin bikin kereta api ringan di atas permukaan.
Sayang, proyek ini akan membuat pemandangan Jakarta rusak dan semrawut. Sudah itu biayanya mahal sekali.
“Kita akan lanjutkan pembangunan MRT, tapi harus diperbanyak jalurnya, bukan hanya dari selatan ke utara, tapi jalur lain juga,” sambungnya.
Memang harga pembangunan mahal, bisa Rp1 triliun per kilometer, tapi keuntungannya besar.
“Kapasitasnya 4 kalinya angkutan umum yang sudah ada. Di situ bisa juga bisa dibangun saluran penanggulangan banjir dan air limbah,” Gus Romli, begitu ia kerap disapa kalangan Nahdliyin melanjutkan.
Selain itu, bisa juga setiap terminal yang ada di subway bisa dimanfaatkan untuk para PKL jualan. Jadi jangan PKL itu ditaruh di pinggir Jakarta, sementara pusat kota dikuasai mal-mal besar.
(Prw)