KedaiPena.Com- Pemerintah diminta dapat segera mencairkan dana Pemilu lantaran kinerja Komisi Pemilihan Umum atau KPU bisa terganggu jika itu tidak dilaksanakan. Hal tersebut disampaikan Wakil Ketua Komisi II DPR RI Fraksi PDIP Junimart Girsang merespons soal keluhan KPU terkait dana Pemilu untuk sarana prasarana belum kunjung cair.
Junimart begitu ia disapa juga mewanti-wanti pemerintah bahwa KPU bisa stagnan jika dana di tahun 2022 ini tidak dicairkan. Junimart pun mendesak agar pemerintah dapat segera mencairkan dana Rp 8,061 triliun tersebut.
“Kalau ini tidak sampai dicairkan pemerintah bisa jadi stagnan KPU-nya, karena itu mereka tidak bisa bekerja secara optimal dalam pelaksanaan tahapan Pemilu. Karena pemenuhan kebutuhan dukungan anggaran ini hanya 45,87% dari Rp 8,061 triliun. Karena itu nggak ada alasan pemerintah untuk tidak menyetujui proses revisi anggaran sesuai skala prioritas kebutuhan yang telah ditetapkan KPU, dan saya yakin pemerintah tidak akan mempersulit KPU dalam lakukan tahapan tahapan tersebut,” ungkap Junimart, Jumat,(5/8/2022).
Junimart lalu membeberkan terkait komposisi dana Pemilu yang harus disiapkan pemerintah hingga Pemilu 2024 yakni Rp 76,6 triliun. Dia menyebut dana itu akan dicairkan bertahap setiap tahun dan KPU harusnya menerima Rp 8,061 triliun untuk tahun 2022.
“Pemilu sudah kita ketok di Komisi II DPR lebih kurang 76,6 T. Nah mengenai pencairannya tentu berdasarkan tahapan, nah sedangkan untuk tahun 2022, tentu tahapan yang harus dikucurkan pemerintah adalah sebesar Rp 8,061 triliun, nah sementara anggaran yang telah dialokasikan yaitu Rp 2,4 triliun sekian lah,”beber dia.
Junimart menambahkan, KPU juga sempat meminta tambahan anggaran Pemilu sebesar Rp 1,245 triliun. Dengan demikian, kata dia, KPU baru menerima Rp 3,698 triliun dari pemerintah untuk periode 2022.
“Nah kalau sudah begini hitungannya berarti pemerintah baru mencairkan sebesar 45,87% dari kebutuhan yang diusulkan. Nah permasalahannya kalau itu tidak turun Rp 8,061 triliun itu maka dukungan tahapan Pemilu bisa terganggu, yang paling besar kan dukungan tahapan Pemilu, apa itu? Pertama gaji, itu kebutuhan gaji, dan sarana prasarana untuk operasional perkantoran, IT, dan sebagainya,” papar Junimart.
Junimart dengan tegas membantah soal isu Presiden Joko Widodo (Jokowi) memang sengaja lambat mencairkan dana Pemilu lantaran adanya hasrat memperpanjang jabatan 3 periode.
Junimart yakin orang nomor satu di Indonesia tersebut sudah berkomitmen bahwa Pemilu 2024 akan berjalan dan tidak akan memperpanjang jabatannya.
“Saya kira nggak, Pak Jokowi sudah jelas mengatakan ‘Pemilu harus berjalan dan saya tetap di 2 periode’, kita hargai itu, begitu ya. Jadi tentu kami mendesak pemerintah untuk segera mencairkan anggaran-anggaran yang sudah disepakati dan diketok di Komisi II DPR, dan sudah dikomunikasikan dengan Kemenkeu saat itu,” pungkas Junimart.
Laporan: Muhammad Hafidh