Artikel ini ditulis oleh Jerry Massie, Direktur Political and Public Policy Studies (P3S).
Kegagalan perhelatan piala dunia di tanah air lantaran political interest (kepentingan pollitik) yang kuat. Seyogianya, World Cup U-20 murni bola, tapi justru disusupi oleh politik.
Oleh karenanya, FIFA secara tegas membatalkan Indonesia sebagai tuan rumah piala dunia U-20.
Dua partai penentang PKS dan PDI-P saya prediksi akan ditinggalkan para voters (pemilih) di pilpres terutama para bola mania atau fans bola tanah air
Sebut saja, Persib punya fans nomor 1 di Asia yang mencapai 22 juta dan nomor 23 di dunia.
Saya lihat dua parpol ini akan nyungsep. Ini bukan sekadar ancaman para pencinta sepak bola tapi tekad mereka sudah bulat.
Selain itu Ganjar Pranowo bakal mengalami hal yang sama yakni akan ditinggalkan para fans bola.
Lantaran dirinya dan Gubernur Bali Wayan Koster secara terang-terangan menolak kehadiran timnas Israel U-20.
Ini sama dengan mereka menolak, mempermalukan dan menampar wajah FIFA
PKS dan PDIP harus sadar pemilih khususnya dari bola di Indonesia cukup besar. Indonesia sendiri berada di urutan ketiga dengan jumlah fans bola terbesar di dunia dengan jumlah 24,3 juta jiwa.
Urutan pertama diduduki oleh Brasil dengan 53,3 juta jiwa. Urutan kedua adalah Amerika Serikat dengan jumlah 48,9 juta.
Untuk posisi keempat diduduki oleh Meksiko dengan 24,1 juta jiwa dan urutan terakhir adalah Turki dengan total jumlah sebesar 23,3 juta jiwa.
Itulah jadinya jika para politisi buta bola tapi sok tahu bola. Mereka telah membunuh bakat dan talenta anak muda. Dan telah melukai puluhan juta suporter bola tanah air.
[***]