KedaiPena.Com – Aktivis buruh senior, Jumhur Hidayat menilai gerakan ‘people power’ bisa saja terjadi jika para aparat seperti TNI, Polri dan Aparatur Sipil Negara (ASN) terus menujukan sikap ketidaknetralan pada Pilpres 2019 ini.
Pernyataan Jumhur sendiri didasari atas gelagat ketidakneteralan aparat dalam Pilpres 2019 ini. Teranyar, ialah dugaan penggerakan massa dukungan untuk pasangan calon nomor urut 01 oleh aparat kepolisian di Garut, Jawa Barat.
“TNI, Polri dan ASN berhentilah kalau mempunyai sikap untuk mencederai demokrasi. ‘People power’ bisa terjadi jika kalian mencederai demokrasi,” ujar Jumhur dikutip dari sebuah video yang diterima oleh redaksi, Kamis (4/4/2019).
Mantan Kepala BNP2TKI ini pun lantas membandingkan sikap aparat di era pemerintahan Jokowi dengan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Menurutnya, pada saat itu aparat dapat menujukan sikap netral.
“7 tahun saya pernah berada di pemerintahan bersama pak SBY, tidak ada sedetik pun arahan untuk memenangkan beliau di tahun 2009 apalagi dengan mengarahkan aparat ke bawah. Karena itu tindakan yang vulgar jangalah terjadi lagi di hari-hari kedepan,” tandas Jumhur.
Sebelumnya, pernyataan ‘people power’ juga pernah dilontarkan oleh Ketua Dewan Kehormatan Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga, Amien Rais. Pernyataan people power Amien didasari lantaran potensi kecurangan pada pilpres 2019.
“Kalau nanti terjadi kecurangan, kita nggak akan ke MK (Mahkamah Konstitusi). Nggak ada gunanya, tapi kita ‘people power’, ‘people power’ sah,” kata Amien di Masjid Sunda Kelapa, Menteng, Jakarta Pusat, beberapa waktu lalu.
Laporan: Muhammad Hafidh