Artikel Ditulis Oleh: Muchamad Nabil Haroen, Alumnus Pondok Pesantren Lirboyo, anggota DPR RI 2019-2024, Ketua Umum Pimpinan Pusat Pagar Nusa
BARU-baru ini, saya menonton film No More Bets, sebuah karya sinematik yang menggambarkan secara brutal dampak mengerikan dari judi online. Film ini bukan hanya hiburan, tetapi juga sebuah cermin tajam yang menyoroti realitas sosial dan ekonomi yang sering kali terabaikan. Dalam cerita yang penuh intrik ini, kita menyaksikan bagaimana judi online dapat menghancurkan kehidupan seseorang, menguras keuangan, dan memanipulasi emosi mereka yang terjebak dalam lingkaran setan tersebut.
Di Indonesia, situasinya tidak jauh berbeda. Judi online telah menjadi momok yang menghantui masyarakat. Bahkan, dalam beberapa minggu terakhir, kasus 10 pegawai Kominfo Digital (Komdigi) yang diduga terlibat dalam jaringan judi online telah menggegerkan publik.
Presiden Prabowo Subianto pun telah menyatakan sikap tegas untuk memberantas judi online hingga ke akar-akarnya. Namun, pertanyaannya, apakah langkah-langkah pemerintah sudah cukup konkret? Ataukah hanya sebatas wacana keras tanpa tindak lanjut nyata?
Pelajaran dari No More Bets
Film No More Bets menunjukkan bagaimana operator judi online memanfaatkan celah teknologi dan psikologi manusia untuk menjebak korban mereka. Dengan janji kekayaan instan, para korban terpikat untuk terus bermain, meskipun sebenarnya mereka sudah terjebak dalam sistem yang dirancang untuk membuat mereka kalah.
Film ini juga mengungkap sisi lain dari jaringan judi online, yaitu keterlibatan sistematis dari berbagai pihak, termasuk oknum yang seharusnya melindungi masyarakat.
Dalam konteks Indonesia, hal ini relevan dengan temuan polisi tentang keterlibatan pegawai Komdigi dalam jaringan judi online. Kasus ini menunjukkan bahwa masalah judi online bukan hanya soal teknologi atau pengguna, tetapi juga soal integritas lembaga dan individu di dalamnya.
Dampak Mengerikan Judi Online
Judi online bukan sekadar permainan, tetapi juga perangkap yang menghancurkan kehidupan. Dampaknya begitu luas, mulai dari kerugian finansial, kehancuran keluarga, hingga peningkatan tindak kriminal seperti pencurian dan kekerasan akibat utang judi. Judi online juga merusak moral generasi muda, yang menjadi target utama karena mudah terpengaruh oleh ilusi keberuntungan.
Film No More Bets mengajarkan kita bahwa judi online adalah bentuk perbudakan modern. Korban tidak hanya kehilangan uang, tetapi juga harga diri, hubungan sosial, dan masa depan mereka. Pemerintah harus mengambil pelajaran dari film ini untuk memahami urgensi dari masalah ini dan segera bertindak.
Langkah Konkret yang Diperlukan
Pernyataan tegas Presiden Prabowo Subianto tentang pemberantasan judi online harus menjadi landasan untuk langkah-langkah konkret. Berikut beberapa langkah yang harus segera diambil:
1. Penguatan Regulasi
Pemerintah harus memperbarui undang-undang terkait judi online untuk menutup celah hukum yang memungkinkan aktivitas ini berkembang. Sanksi berat harus diterapkan tidak hanya kepada pelaku utama, tetapi juga kepada pihak-pihak yang memfasilitasi, termasuk penyedia teknologi.
2. Peningkatan Pengawasan Teknologi
Judi online memanfaatkan teknologi canggih untuk beroperasi. Pemerintah harus mengembangkan sistem pemantauan berbasis kecerdasan buatan (AI) untuk mendeteksi dan memblokir situs judi secara real-time. Kerja sama dengan penyedia layanan internet (ISP) harus diperkuat.
3. Transparansi dan Integritas Aparat
Kasus 10 pegawai Komdigi yang terlibat dalam judi online menunjukkan bahwa integritas adalah masalah serius. Pemerintah harus menindak tegas oknum-oknum yang terlibat, tanpa pandang bulu. Selain itu, pengawasan internal terhadap lembaga-lembaga terkait harus diperketat.
4. Kampanye Literasi Digital
Edukasi kepada masyarakat, terutama generasi muda, tentang bahaya judi online sangat penting. Pemerintah harus bekerja sama dengan sekolah, universitas, dan tokoh agama untuk menyebarkan kesadaran tentang dampak buruk judi online.
5. Alternatif Ekonomi untuk Masyarakat
Banyak orang terjebak dalam judi online karena kesulitan ekonomi. Pemerintah harus menciptakan lebih banyak lapangan kerja, memperkuat UMKM, dan mendorong kewirausahaan sebagai alternatif penghasilan.
Kritik dan Harapan untuk Pemerintah
Meski pemerintah telah menunjukkan keseriusan, seperti melalui pernyataan Presiden Prabowo, masih ada tantangan besar yang harus dihadapi.
Penindakan terhadap judi online sering kali bersifat reaktif, sementara regulasi dan pengawasan belum cukup kuat untuk menghentikan aktivitas ini secara menyeluruh. Kasus Komdigi adalah bukti bahwa masalah ini tidak hanya soal pengguna, tetapi juga soal sistem yang masih memiliki banyak kelemahan.
Harapan besar masyarakat adalah agar pernyataan keras pemerintah tidak hanya menjadi retorika. Tindakan nyata dan terukur harus dilakukan, mulai dari penegakan hukum yang tegas hingga pemberdayaan masyarakat. Judi online adalah ancaman yang membutuhkan solusi kolektif, bukan hanya dari pemerintah, tetapi juga dari masyarakat dan komunitas.
Melawan Perbudakan Modern
Judi online adalah perbudakan modern yang menghancurkan moral, ekonomi, dan masa depan bangsa. Seperti yang digambarkan dalam No More Bets, korban judi online sering kali tidak menyadari bahwa mereka sedang dijebak hingga semuanya terlambat. Pemerintah memiliki tanggung jawab besar untuk melindungi masyarakat dari ancaman ini.
Dengan regulasi yang kuat, pengawasan teknologi yang canggih, dan pemberdayaan masyarakat, kita dapat melawan judi online dan menyelamatkan generasi mendatang dari kehancuran. Presiden Prabowo telah menunjukkan komitmen, tetapi itu harus diikuti oleh langkah konkret yang sistematis dan berkelanjutan. Karena perang melawan judi online adalah perang untuk masa depan bangsa.
(***)