KedaiPena.Com – Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Nasir Djamil meminta agar pihak Rektorat Universitas Trisakti dapat meninjau kembali rencana pemberian gelar putera reformasi kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Menurut Nasir sapaannya, pemberian gelar dari perguruan tinggi hendaknya diberikan kepada yang tokoh layak dan patut menerima.
“Moralitas publik dan moralitas akademik harus menjadi pertimbangan utama,” kata Nasir kepada wartawan, Senin, (23/9/2019).
Anggota Komisi III DPR RI beranggapan, moralitas dari sebuah kampus itu hendaknya tetap terjaga. Sebab, universitas merupakan garda terdepan dalam mencetak kader bangsa.
Oleh karena itu, setiap keputusan pun semestinya selalu mempertimbangkan banyak hal, termasuk pemberian gelar Putra Reformasi ke Jokowi.
“Agar moralitas dan etika akademik tetap terjaga,” imbuhnya.
Terlebih lagi, lanjut Nasir, pemberian gelar Putra Reformasi dari Universitas Trisakti banyak mendapatkan penolakan dari pihak alumni.
“Diprotes oleh para alumni, makanya harus ditinjau kembali,” tandas Nasir.
Mahasiswa Trisakti Tolak Pemberian Gelar ke Jokowi
Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Trisakti menolak rencana pemberian penghargaan Putra Reformasi kepada Presiden Joko Widodo
“Sikap mahasiswa adalah menolak pemberian penghargaan tersebut,” kata Presiden Mahasiswa Trisakti, Dinno Ardiansyah terpisah.
Rencana pemberian penghargaan itu dilakukan tanpa penilaian yang jelas menilai Presiden Jokowi belum menunjukan upaya nyata menuntaskan kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia yang menjadi cita-cita reformasi.
Kasus pelanggaran HAM yang masih menjadi pekerjaan rumah pemerintah Jokowi, kata dia, di antaranya Peristiwa 12 Mei 1998, di mana empat mahasiswa Trisakti tewas ditembak.
Dinno mengatakan pihak universitas juga tidak mengajak mahasiswa berdiskusi dalam pemberian penghargaan tersebut.
“Hal ini jadi polemik di internal kampus,” kata dia.
Laporan: Muhammad Hafidh