KedaiPena.Com – Direktur Eksekutif Puspol Indonesia Ubedilah Badrun menilai, pernyataan Presiden Joko Widodo soal tampangnya yang tidak mencerminkan seorang diktator sangat terlihat sekali ingin memberi pesan kepada publik.
Ubed pun menegaskan pernyataannya Jokowi soal ‘masa muka kayak gini diktator’ ingin memberi pesan kepada publik bahwa rumor di medsos tentang dirinya yang seorang diktatornya itu tidak benar.
“Jokowi merepresentasikan sikap tidak diktatornya melalui wajahnya. Itu menunjukan Jokowi sedang mengkonstruksi atau mencitrakan wajahnya bahwa wajah dirinya yang tidak seram itu bukan wajah diktator,” jelas Ubed sapaanya saat diwawancara oleh wartawan, di Jakarta, Jumat (11/8).
Kendati demikian dalam perspektif politik, kata Ubed, pernyataannya Jokowi masih merupakan bagian dari sebuah image (citra) dari permukaan yang kaat mata. Dan, Jokowi lupa bahwa wajah yang kasat mata dalam politik bisa digunakan untuk menipu atau memperdaya publik.
“Misalnya bisa dilihat contoh faktual dan sangat historis hampir semua ilmuwan politik mengatakan bahwa Soeharto (mantan presiden RI) dan Husni Mubarok (mantan presiden Mesir) adalah pemimpin diktator,” beber dia.
Selain itu jika dicermati dari wajahnya, lanjut Ubed, kedua mantan presiden itu memiliki wajah berseri-seri, suka senyum, mirip seperti Jokowi yang juga suka senyum.
“Tetapi praktik kekuasaanya memimpin dengan cara represif otoriter diktator. Jadi mengukur diktator tidaknya seseorang jika hanya dari wajah itu pernyataan mirip pelawak atau mirip cara peramal dipinggir jalan,” ungkap dia.
“Karena mengukur diktator tidaknya seorang presiden itu setidaknya bisa diukur melalui dua hal. Pertama, dari sikap politik presiden. Kedua, secara sistemik bisa dilihat dari angka index demokrasi selama kepemimpinanya,” sambung dia.
Laporan: Muhammad Hafidh