KedaiPena.Com– Anggota Komisi IV DPR RI Daniel Johan khawatir dengan bantahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menyebut pemerintah tidak membuka ekspor pasir laut tetapi hanya sedimen. Daniel Johan curiga praktek di lapangan nanti akan berbeda dengan apa yang disampaikan Presiden Jokowi.
“Ya selama ini memang kalau misalkan benar sedimen itu kita masih bisa memaklumi. Tetapi (khawatir) praktik di lapangan itu yang dikeruk itu pasir bukan sedimen,” kata Daniel Johan, Kamis,(19/9/2024).
Daniel Johan mengingatkan, bahwa penambangan ekspor pasir laut sedianya dihentikan lantaran untuk menghentikan kerusakan secara masif. Belum lagi, kata Daniel Johan, penambangan pasir laut dihentikan lantaran telah banyak mengalami penyalahgunaan.
Baca Juga: Wamen BUMN: MIND ID Bukti Positif Pembentukan Holding BUMN
“Nah sekarang kita ingin mempertanyakan bagaimana pengawasan itu nanti berjalan dan bahwa yang memastikan sedimen yang diambil. Tetapi bagaimana bila sedimen hanya alasan tetapi yang mayoritas diambil ialah pasir laut,” beber Daniel Johan.
Dengan demikian, Daniel Johan membeberkan, bahaya penambangan pasir laut. Menurut Ketua DPP Partai Kebangkitan Bangsa atau PKB ini, penambangan pasir laut akan menyebabkan erosi hingga hilangnya pulau-pulau kecil di pesisir.
“Lalu yang paling dikhawatirkan dari penambangan pasir laut akan berdampak kepada krisis iklim,” tandas Daniel Johan.
Sebelumnya, Presiden Jokowi membantah bahwa Indonesia mengekspor pasir laut. Kepala Negara meminta semua pihak tidak keliru memahami isu pembukaan keran ekspor pasir laut usai Kementerian Perdagangan (Kemendag) menyelesaikan revisi dua Permendag.
Jokowi menyatakan, yang diekspor sejatinya bukan pasir laut, melainkan sedimentasi yang mengganggu jalur layar kapal.
Laporan: Tim Kedai Pena