DR Rizal Ramli adalah seorang ekonom senior yang mempunyai banyak prestasi yang terbukti.
Pernah menyelamatkan PLN dari kebangkrutan yang secara teknis sudah tidak dapat meminjam uang ke bank karena modalnya sudah negatif menjadi mempunyai modal lebih dari Rp100 triliun tanpa menyuntikkan dana seperpun tetapi dengan revaluasi aset.
Juga mengurangi utang PLN ditahun 2001 dari 85 miliar dolar AS menjadi hanya 35 miliar dolar AS hanya dengan kepiawaian bernegosiasi saja.
Dan di masa pemerintahan Gus Dur itu bersama-sama dengan Kwik Kian Gie mendongkrak pertumbuhan ekonomi dari minus 3 persen menjadi plus 4,5 persen dan pada saat yang bersamaan mengurangi utang pemerintah sebesar 4 miliar dolar AS.
Satu-satunya pemerintahan yang bisa mengurangi utang sepanjang sejarah RI. Menyelamatkan Bank Internasional Indonesia (BII) dari rush yang bisa mengarah kepada kebangkrutan tanpa menyuntikkan modal sepeserpun.
Di dalam pemerintahan Jokowi, di saat menjabat Menko Maritim, RR juga mengusulkan dan melaksanakan penentuan 10 tujuan wisata prioritas diantaranya Danau Toba, Borobudur dan lain-lain.
Untuk itu membebaskan visa 169 negara sehingga akibatnya terjadi lonjakan wisman dari Januari-September 2017 sebesar 25 persen.
Selain itu juga terjadi kenaikan investasi di bidang pariwisata sebesar 35 persen. Di samping itu juga banyak kepretan-kepretan yang menyelamatkan kekayaan negara puluhan triliun seperti Freeport, Blok Gas Masela dan sebagainya.
Pasca RR tak lagi menjabat Menko Maritim, hubungan antara Presiden Jokowi dengan umat Islam dan tokoh-toloh Islam yang memburuk. Hal ini semakin meruncung sejak Pilkada DKI.
Selain itu, banyak masalah di sektor ekonomi seperti pertumbuhan yang rendah yang hanya 5 persen. Padahal Filipina dan Vietnam bisa 6,5 persen.
Utang yang melonjak tinggi, harga sembako yang stabil tinggi, sehingga menyengsarakan rakyat. Ini adalah dua masalah utama yang dihadapi oleh Presiden Jokowi dan dapat dikatakan tidak akan bisa diatasi bila tidak ada langkah terobosan, yaitu menggandeng tokoh nasional yang mampu untuk mengatasi hal itu .
Disharmoni Presiden Jokowi dengan tokoh-tokoh dan umat Islam itu selain tidak produktif juga bagaikan api didalam sekam. Bisa sewaktu-waktu menimbulkan gesekan sosial dan menyebabkan terjadinya luka-luka sosial.
Apalagi bila kondisi perekonomian di masyarakat menengah bawah tidak kunjung membaik, harga-harga kebutuhan pokok tetap mahal dan terjadi permainan impor beras yang merugikan petani, pelarangan cantrang yang mengakibatkan ribuan nelayan tidak bisa melaut dan kehilangan pendapatan dan seterusnya.
DR Rizal Ramli adalah tokoh nasional yang sangat mampu untuk mengatasi masalah-masalah ekonomi, menyejahterakan rakyat serta mempunyai hubungan yang dekat dengan tokoh dan umat Islam.
Oleh karena itu apabila pada Pilpres 2019 Presiden Jokowi berpasangan dengan DR Rizal Ramli sebagai Capres-Cawapres, akan saling memperkuat, saling mengisi dan merupakan putra-putra terbaik bangsa saat ini.
Dalam bidang ekonomi akan bisa mendorong pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan bahkan secara bertahap bisa mencapai 10 persen dalam satu tahun. Karena semua negara maju di Asia yang mengejar kemajuan barat selalu pernah mengalami masa pertumbuhan ekonomi yang tinggi bahkan lebih dari 10 persen.
Singapura, Malaysia, Taiwan, Korea Selatan, Jepang dan China semua pernah mengalami pertumbuhan tinggi karena itu mereka menjadi negara maju. China mengalami pertumbuhan 10 persen selama puluhan tahun dan pernah 14 persen dan sebentar lagi akan menjadi negara dengan perekonomian terbesar di dunia.
Karena itu 2019 haruslah menjadi tiik awal pembangunan ekonomi modern Indonesia yang meninggalkan perekonomian tradisional yang berbasis bahan mentah seperti CPO, Batubara dan sebagainya yang bernilai tambah rendah seperti sekarang ini. Apabila hal ini terjadi, maka Presiden Jokowi akan tercatat dalam sejarah sebagai peletak dasar ekonomi modern Indonesia.
Namun apabila sebaliknya yang terjadi, Presiden Jokowi tetap mempertahankan tim ekonomi yang sekarang yang hanya mampu membuat pertumbuhan ekonomi 5 persen sedangkan Filipina dan Vietnam sudah bertahun-tahun tumbuh 6,5 persen.
Apabila ini konsisten terus menerus terjadi seperti itu maka dalam 20 tahun ke depan kemakmuran kita akan tertinggal oleh Filipina dan Vietnam dan kita hanya bisa mengirim TKI ke negara mereka.
Karena itu untuk 2019 Jokowi harus memilih Cawapres yang mampu membangun perekonomian Indonesia yang maju, modern dan menyejahterakan rakyat serta mampu merangkul tokoh-tokoh dan umat Islam yang merupakan bagian terbesar bangsa Indonesia.
Jangan renggut masa depan Indonesia dengan memilih wapres dan menteri yang tidak bersih dan tidak mampi berprestasi.
Oleh Abdulrachim K, Analis Kebijakan Publik, Tokoh Gerakan 77/78