KedaiPena.Com– Tabiat dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang kerap membanding-bandingkan capaian rezimnya dengan pemerintahan sebelumnya kembali kambuh. Hal itu disampaikan Deputi Strategi dan Kebijakan Balitbang DPP Demokrat, Yan A Harahap merespons sikap pamer Jokowi terkait pembangunan jalan bebas hambatan atau tol di Indonesia.
“Tabiat Pak Jokowi yang suka membanding-bandingkan capaian pemerintahannya dengan pemerintahan sebelumnya ternyata kambuh lagi,” tegas Yan sapaanya kepada wartawan, Minggu,(17/4/2022).
Yan mengingatkan, setiap pemerintahanya memiliki fokus dan concern yang berbeda dalam membangun infrastruktur jalan tol. Dibandingkan Jokowi, kata Yan, pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) jauh lebih memiliki konsep pembangunan berimbang.
“Setiap pemerintahan tentu beda-beda concern atau fokusnya. Jika Pak Jokowi fokus membangun infrastruktur jalan tol meskipun dengan utang yang ‘berdarah-darah’, Pak SBY justru memiliki konsep pembangunan yang berimbang,” tegas Yan.
Yan menegaskan, hal lain yang menjadi perhatian dari Presiden SBY semasa memimpin ialah membangun manusia dengan meningkatkan sektor pendidikan dan kesehatan.
“Dengan kata lain fokus pada hal-hal yang paling dibutuhkan rakyat. Buat apa punya infrastruktur megah tetapi rakyat susah makan atau susah beli kebutuhan pokok seperti beli beras, minyak goreng atau BBM misalnya? Emangnya rakyat lapar bisa makan beton?,” sindir Yan.
Yan melanjutkan, concern dari SBY sendiri selain hal tersebut ialah meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Atas dasar itu, kata Yan, rata-rata pertumbuhan ekonomi di era kepemimpinan SBY stabil dengan angka 6,2%.
“Ingat, di era Pak SBY lapangan kerja meningkat, pengangguran menurun, pendapatan income perkapita masyarakat meningkat tajam selama 10 tahun kepemimpinan beliau,” jelas Yan.
Yan mengakui, jika tidak ada yang salah dengan pembangunan jalan tol yang dilakukan rezim Jokowi. Namun, perlu diketahaui kebutuhan jalan tol saat ini dibandingkan dengan 10 tahun lalu tentu berbeda.
“Pak SBY membangun infrastruktur penuh dengan pertimbangan dan perhitungan matang. Buat apa bangun jalan tol, misalnya, kalau yang melintas saat itu sepi? Kan, rugi. Prinsip Pak SBY adalah tak mau membangun sesuatu yang akhirnya mubazir. Misal membangun bandara mahal-mahal, tetapi akhirnya hanya buat tempat foto-foto pre-wedding. Mubazir,” tandas Yan.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi), panjang jalan tol yang dibangun sejak 2014 telah meningkat signifikan bila dibandingkan selama 40 tahun terakhir sebelum 2014 yang hanya 780 kilometer.
“Sejak tahun 2014 atau dalam waktu tujuh tahun terakhir, jalan tol yang selesai dibangun itu 1.900 kilometer. Sebelumnya selama 40 tahun itu hanya 780 kilometer,” kata Jokowi.
Laporan: Muhammad Lutfi