KedaiPena.Com – Pesta olahraga terbesar seAsia yakni Asian Games resmi dibuka pada Sabtu (18/8/2018) di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta. Pembukaan penyelenggaran Asian Games ini sendiri menjadi perbincangan dan perhatian dunia.
Pasalnya, selain dipertontonkan pertunjukan kelas dunia, masyarakat dunia juga dihebohkan dengan aksi epik Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat menghadiri pembukaan Asian Games tersebut. Aksi tersebut tergambarkan melalui sebuah video.
Dalam video tersebut Jokowi yang sedianya digambarkan mengalami kemacetan saat berangkat dari Istana, kemudian memilih menggunakan sepeda motor milik Paspampres.
Menggunakan helm hitam, kemudian Jokowi digambarkan menaiki sepeda motor hingga sampai di SUGBK. Dalam perjalanan Jokowi sempat melakukan aksi ekstrem sebelum sampai tujuan untuk membuka penyelenggaran Asian Games.
Aksi tersebut pun sontak menjadi perbincangan warganet di sosial media. Banyak yang memberikan apresiasi atas aksi Jokowi tersebut. Namun, sesuai acara banyak pula yang mencibir adegan demi adegan dari video tersebut. Mengapa demikian?
Praktisi media sosial, Nukman Luthfie mengakui, bahwa ‘opening ceremony’ Asian Games memang menjadi perhatian warganet di sosial media. Selama acara pembukaan berlangsung, banyak sekali warganet yang mengungkapkan perasaan suka citanya terhadap acara tersebut.
“Begitu banyak orang yang bangga terhadap Indonesia. Banyak yang bilang ‘Aku bangga Indonesia, aku terharu’ dan banyak sekali selama acara pembukaan itu,†ujar dia dalam perbincangan dengan KedaiPena.Com, ditulis Senin (20/8/2018).
Tak hanya itu, kata dia, sosial media yang tadinya ramai dengan hiruk pikuk pilpres tiba-tiba berhenti sejenak selama penyelenggaran acara pembukaan Asian Games.
Perhatian warga sosial media, kata dia, tertuju pada aksi heroik Presiden Jokowi. Masyarakat di sosial media benar-benar diberikan pengalaman menarik, sehingga wajar mereka saling mengungkapkan perasaan perihal tersebut.
“Pas Pak Jokowi naik motor menjadi perhatian dan trending sampai di Korea. Hal itu karena di balik pembukaan, acara yang tak kalah populer adalah ketika Jokowi naik motor,†beber dia.
Dia pun menambahkan, bahwa pembicaraan masyarakat di sosial media sangat positif baik perihal pembukaan acaranya maupun aksi epik Jokowi.
Hal ini pula turut berdampak baik kepada popularitas Jokowi yang ingin kembali maju pada kontestasi Pilpres 2019.
“Nah itu positif sekali pembicaraan mengenai mana Asian Games dan Jokowi. Makanya ini positif baik bagi Jokowi dari segi popularitas,†ujar dia.
Tak hanya itu, dia pun meyakini, jika melihat euforia di sosial media, maka Jokowi juga telah berhasil merangkul generasi millenial.
Hal tersebut dapat dilihat dari banyak generasi millineal di sosial media yang turut berkomentar atas aksi tersebut.
“Gara-gara Asian Games, Pak Jokowi secara tidak langsung merangkul generasi millenial. Pak Jokowi dapat momentum dari Asian Games ini,†sambungnya.
Keberhasilan Jokowi pada pembukaan asian Games tentunya secara tidak akan langsung mempengaruhi elektabilitas dirinya yang kembali maju pada kontestasi Pilpres 2019.
Generasi millineal menjadi target utama dari bekas Walikota Solo tersebut. Ceruk suara dari generasi millenial. Secara tidak langsung kini Jokowi telah berada satu langkah di depan lawannya Prabowo Subianto.
Penilaian itu pula yang diduga membuat kubu oposisi memberikan respon negatif terkait aksi Jokowi. Partai Gerindra salah satu yang melontarkan cibiran.
Seperti Ketua DPP Partai Gerindra Jawa Tengah, Abdul Wachid yang beranggapan aksi Jokowi dengan mogenya merupakan sebuah atraksi pencitraan.
“Asian Games yang merupakan ajang prestasi. Jangan dikotori dengan atraksi pencitraan. Tindakan tersebut bisa menjadi tertawaan negara-negara peserta Asian Games. Jadi stop pencitraan,†tutur dia, kepada wartawan.
Abdul Wachid bahkan menilai bahwa aksi tersebut telah membuat Jokowi turun wibawa. Bagi dia, Jokowi tak ayal seorang badut.
“Presiden tidak bisa memposisikan sebagai Kepala Negara. Yang seharusnya bisa menjaga kewibawaan, kok malah jadi badut. Kejar prestasi, raih medali sebanyak mungkin. Jadikan juara umum,†pinta dia.
Laporan: Muhammad Hafidh