KedaiPena.Com – Mantan Jurubicara Presiden RI ke 4 Abdurrahman Wahid (Gus Dur) Adhie M. Massardi meminta agar Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak menggunakan idiom keagamaan dalam menjelaskan kondisi dan situasi negara saat ini.
Adhie begitu ia disapa mengatakan hal tersebut saat menanggapi pernyataan Presiden Jokowi yang meminta agar masyarakat Indonesia tidak kufur nikmat dengan pertumbuhan ekonomi yang mentok diangka 5 persen di era kepemimpinannya.
“Idiom kegamaan yang disampaikan oleh Presiden Jokowi menyimpang jauh dari yang sebenarnya dalam pengertian agama,” ungkap Adhie kepada KedaiPena.Com, Sabtu, (8/2/2020).
Adhie menilai perkataan soal Jokowi soal kufur nikmat berbanding terbalik lantaran karena sebenarnya Indonesia diberikan kekayaan sumber daya alam dan manusia namun pertumbuhan ekonomi masih mentok di angka 5 persen.
“Iya kita kufur nikmat jadi pertumbuhan rendah kita kufur nikmat karena Tuhan sudah memberikan limpah baik sumber daya alam dan manusia. Harusnya dengan berkah yang melimpah itu Indonesia bisa tumbuh di atas 10 persen,” tegas dia.
Adhie menegaskan Jokowi juga sangat tidak layak menggunakan idiom keagamaan dalam menjelaskan kondisi ekonomi, lantaran juga telah melanggar norma-norma agama tersebut.
“Rezim pemerintahan kita menggulirkan utang yang sangat besar dan dengan bunga yang tinggi itu riba. Dalam pemerintahan saat ini utang dipicu menjadi besar. Ribanya diturunkan ke anak cucu kita. Jadi siapa yang kufur nikmat,”tegas Adhie.
Adhie lantas membandingkan kondisi ini dengan rezim pemerintahan Gusdur yang dimana tidak pernah mengungkapkan kondisi negara dengan idiom kegamaan tapi menegaskan untuk tidak berutang.
“Saya bandingkan ini waktu zaman Gusdur yang waktu itu meminta kepada Rizal Ramli agar negara tidak ngutang. Karena tidak ada satu pun bangsa manapun di dunia yang makmur dan sejahtera karena utang. Dalam konteks ini Gusdur menggunakan kaidah keagamaan tapi dia tidak menggunakan idiom keagamaan. Dia hanya mau agar tidak utang,” tegas Adhie.
Sebelumnya, Presiden Jokowi memberikan komentar terkait dengan
pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2019 hanya 5,02%.
Dari awal Presiden Joko Widodo (Jokowi) periode pertama menjabat, pertumbuhan ekonomi Indonesia mentok di kisaran 5%.
Jokowi meminta agar masyarakat Indonesia mensyukuri capaian pertumbuhan ekonomi tersebut. Sebab negara lain perekonomiannya tak setinggi Indonesia.
“Patut kita syukuri, yang lain-lain bukan turun, anjlok. Kalau tidak kita syukuri artinya kufur nikmat. Mempertahankan posisi seperti itu saja sulit sekali,” tuturnya.
Laporan: Muhammad Hafidh