KedaiPena.Com – Presiden Jokowi mulai bicara blak-blakan terkait proyeksi pertumbuan ekonomi Indonesia akibat pandemi Virus Corona (Covid-19) ini. Dia mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia akan terkoreksi cukup tajam akibat pandemi ini.
Hal itu dikatakan Presiden Jokowi dalam Sidang Kabinet Paripurna di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, melalui konferensi video, belum lama ini.
“Kita harus bicara apa adanya. Target pembangunan dan pertumbuhan ekonomi akan terkoreksi cukup tajam. Tapi ini bukan hanya terjadi di negara kita, tapi juga di negara lain juga sama, mengalami hal yang sama,” kata Jokowi.
Jokowi sebelumnya juga mengatakan bahwa hampir semua negara di dunia dan berbagai lembaga internasional baik International Monetary Fund (IMF), dan bank dunia juga sudah memprediksi ekonomi global 2020 akan memasuki periode resesi.
Jokowi memproyeksikan pertumbuhan ekonomi internasional akan akan tumbuh negatif 2,8 persen di 2020. Meski demikian, Jokowi mengatakan semua pihak harus optimistis menghadapi tantangan tersebut.
“Kita harus menyiapkan diri dengan berbagai skenario. Kita tidak boleh pesimis dan tetap harus berikhtiar, bekerja keras untuk pemulihan-pemulihan. Baik pemulihan kesehatan, pemulihan ekonomi, dan insya Allah kita bisa,” ujar Jokowi.
Ekonom senior, Rizal Ramli pun mengapresiasi kejujuran Presiden Joko Widodo yang menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia bakal terkoreksi tajam akibat pandemi Covid-19 atau yang lebih dikenal dengan nama Virus Corona.
“Awal yang bagus Pak. Akui masalah, jujur terhadap fakta-fakta adalah awal yang penting,” ujar Rizal Ramli melalui akun Twitternya, @RamliRizal, di Jakarta, yang diunggah pada ditulis Rabu (14/4/2020).
Yang penting dilakukan selanjutnya, menurut mantan Anggota Tim Panel Ekonomi PBB itu adalah mengubah strategi dan kebijakan yang ada sehingga responsif dengan situasi yang ada.
“Strategi dan kebijakan harus berubah, kalau ndak makin ambyar,” tutur Rizal Ramli.
Karena, menurut Menko Ekuin era pemerintahan Abdurrahman Wahid alias Gus Dur itu, sebelum adanya pandemi Covid-19, ekonomi Indonesia memang sudah tidak bagus, lantaran tim ekonomi pemerintah selalu menggunakan cara yang konvensional dan terbukti gagal di negara lain, seperti di Yunani dan beberapa negara di latin Amerika.
“Strategi lama harus ditinggalkan. Neoliberalism dan austerity policy (pengetatan anggaran), yang selama 6 tahun pemerintah Jokowi gagal untuk mengangkat ekonomi tumbuh di atas 6 persen per tahun, harus segera ditinggalkan. Strategi ekonomi neoliberalisme itu hanya menggandalkan utang jor-joran tanpa menciptakan nilai tambah,” kata Rizal Ramli.
Laporan: Muhammad Hafidh