KedaiPena.Com – Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) memberikan komentar pedas terkait sikap Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto yang menghindari pemanggilan dari KPK setelah kembali ditetapkan menjadi tersangka dalam korupsi e- KTP.
Apa yang dilakukan JK pun telah menimbulkan kontroversi. Banyak kalangan beranggapan JK seolah-olah telah memojokkan bekas Ketua Fraksi Partai Golkar di DPR tersebut.
Menanggapi hal tersebut, bekas Politikus Partai Golkar Poempida Hidayatullah menilai, JK tidak memiliki maksud untuk memojokkan Setnov sapaan akrab Setya Novanto.
“Pak JK hanya seseorang yang berbicara apa adanya.Artinya kalau seseorang itu sedang berada dalam proses hukum, ya orang itu harus mematuhi hukum,” jelas Poempida kepada KedaiPena.Com, di kantornya, Kamis (16/11).
Poempida melanjutkan, pernyataan JK atas kasus Setnov juga merupakan bentuk kekhawatiran bekas Wakil Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) atas nasib partai Golkar
JK sebagai seorang negarawan, lanjut Poempida, sangatlah memahami kondisi Golkar saat ini yang dalam situasi berbahaya.
“Pak JK sebagai negarawan sangat memahami nasib Golkar yang sedang tidak jelas. Padahal Golkar saat ini sedang dalam persiapan menuju pemilu 2019 dan Pilkada di tahun 2018,” imbuh Poempida.
“Dan jika tidak ada pimpinan yang solid bisa terjadi kekacauan politik secara internal,” sambung pria yang menjabat sebagai Dewan Pengawas BPJS Ketenagakerjaan ini.
Poempida pun mengaku setuju dengan pernyataan JK soal perlunya Golkar mencari pemimpin baru dalam kondisi yang demikian. Poempida mengatakan dalam situasi seperti munaslub sangat diperlukan.
“Secara startegi ya munaslub jawabannya, dan sebaiknya dilakukan sebelum 2018. Kan kalau muncul pimpinan baru sudah enak sebab pimpinan Golkar yang baru fokus. Dan saya menilai apa yang dilakukan Pak JK wajar saja sebagai seorang yang peduli dengan Golkar,” tandas Poempida.
Laporan: Muhammad Hafidh