KedaiPena.Com – Keluarga menjadi faktor terpenting untuk mengatasi kesehatan jiwa anggota keluarganya. Menurut data WHO (2016), terdapat sekitar 35 juta orang terkena depresi, 60 juta orang terkena bipolar, 21 juta terkena skizofrenia, serta 47,5 juta terkena dimensia.
Untuk itu memperingati Hari Kesehatan Jiwa 2016, Kementerian Kesehatan RI bekerja sama dengan mitra-mitra yang terkait secara terpadu memberikan informasi lebih luas tentang promotif dan preventif tentang akar permasalahannya. Dengan tema “Martabat dalam Kesehatan Jiwa: Pertolongan Pertama Psikologis dan Kesehatan Jiwa Bagi Semua†dengan sub tema “Jiwa yang Sehat Berawal dari Keluarga Sehatâ€;.
Diharapkan setiap orang memiliki hak untuk dihargai dan mendapatkan perlakuan layak sesuai dengan harkat dan martabat sebagai manusia. Dalam temu media memperingati Hari Kesehatan Jiwa Sedunia 2016 dengan Tema “Martabat dalam Kesehatan Jiwa: Pertolongan Pertama Psikologis dan Kesehatan Jiwa Bagi Semuaâ€.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Masalah Kesehatan Jiwa dan Napza (P2MKJN) di Kementerian Kesehatan RI, Fidiansyah mengatakan setiap orang memiliki hak untuk dihargai dan mendapat perlakuan layak sesuai dengan harkat dan martabat sebagai manusia.
“Adapun bentuk nyata perwujudan terhadap hak tersebut tercermin dari sejak kecil berupa dukungan psikologis yang diberikan keluarga kepada setiap anggota keluarganya,†katanya di Gedung Adhiyatma Kemenkes RI, Jakarta, ditulis Kamis (6/10).
Menurut Fidiansyah, pesan ini juga berarti bahwa penghargaan terhadap hak-hak manusia juga secara perlahan harus mampu menghapus diskriminasi dan stigma terhadap anggota keluarga atau siapapun yang memiliki gangguan jiwa.
“Kesehatan jiwa merupakan bagian penting terhadap terciptanya sumber daya manusia Indonesia yang produktif dan sekaligus merupakan aset bangsa yang berharga. Untuk itu, menjaga kesehatan jiwa seluruh masyarakat Indonesia merupakan tugas semua pihak,†urainya.
Ditegaskan juga oleh Fidiansyah, keluarga sebagai bentuk terkecil masyarakat harus mampu menjadi garda terdepan berperan dalam menjaga kesehatan jiwa anggota keluarganya dan menjadi pihak yang memberikan pertolongan pertama psikologis apabila tampak gejala-gejala yang mengarah pada masalah kesehatan jiwa.
Lebih lanjut tentang gangguan kesehatan jiwa, dr. Eka Viora, SpKJ, Ketua Persatuan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa di Pusat (PP-PDSKJI) mengungkapkan, gangguan jiwa sangat beragam jenisnya, mulai dari yang ringan hingga akut, seperti skizofrenia. Informasi yang akurat dari pihak keluarga akan sangat membantu para tenaga pemberi layanan kesehatan jiwa untuk melakukan diagnosa dan menentukan perawatan yang tepat bagi ODGJ.
Pada kesempatan yang sama dr. H. Bambang Eko Sunaryanto, SpKJ, MARS, Ketua Asosiasi Rumah Sakit Jiwa dan Ketergantungan Obat Indonesia (ARSAWAKOI) mendukung bahwa upaya pemberdayaan keluarga sebagai deteksi dan penyaring awal kesehatan jiwa masyarakat.
(Glh/Prw)