KedaiPena.Com – ‘Presidential threshold‘ semestinya tidak ada. Tetapi kalau ‘parliamentary threshold‘ untuk partai itu sebuah keharusan, demi melakukan konsolidasi demokrasi.
Hal itu dikatakan Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Jimly Asshiddiqie dalam sebuah video, ditulis Selasa (26/1/2021).
“Kalau capres, tidak perlu ‘threshold‘ (ambang batas),” tegas dia.
Dirinya sempat menjadi pemantau pemilu nasional di Rusia. Saat itu Vladimir Putin terpilih lagi menjadi Presiden.
“Di sana (Rusia) tidak ada ‘threshold‘. Yang mendaftar di KPU ada 34 calon presiden, tapi setelah diteliti oleh KPU setempat yang memenuhi syarat hanya 8,” jelas dia.
“Nah 8 itu bertarung. Dan Vladimir Putin sudah periode ke-4. Dan dia dapat 76 persen. Jadi dia orang populer, disukai rakyatnya ya kepilih, saja tanpa menjegal atau menghalangi 7 lainnya,” papar Jimly.
Anggota DPD RI Dapil Jakarta ini menambahkan, Indonesia memiliki keanekaragaman kekuatan dan realitas politik. Sebaiknya hal tersebut disalurkan.
“Salurkan aspirasi rakyat untuk memilih presidennya. Toh nanti yang terpilih hanya satu,” tegasnya.
Laporan: Muhammad Lutfi