KedaiPena.com – Sifat beras yang inelastis akan mendorong masyarakat harus membeli beras berapa pun harganya. Dan kenaikan harga beras akan memicu naiknya barang kebutuhan masyarakat lainnya.
Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Esther Sri Astuti menegaskan pentingnya pemerintah untuk menjaga pasokan beras jelang bulan Ramadhan dan jelang perayaan Idul Fitri.
“Penting untuk menjaga pasokan beras di Indonesia agar harga beras stabil dan tidak terjadi inflasi yang tajam, apalagi sebentar lagi bulan puasa dan Lebaran,” kata Esther Sri Astuti, Sabtu (2/3/2024).
Ia menjelaskan beras sebagai kebutuhan pokok sebagian besar masyarakat Indonesia menjadikan beras bersifat inelastis.
“Artinya, berapa pun harga beras naik, masyarakat akan beli,” ucapnya.
Dan kenaikan harga beras akan mendorong kenaikan harga dari kebutuhan masyarakat yang lain.
“Jika itu terjadi maka tingkat inflasi akan melonjak tajam,” tandasnya.
Seperti diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) telah menyampaikan bahwa beras merupakan komoditas penyumbang inflasi pada Februari 2024 dengan andil sebesar 0,21 persen terhadap inflasi bulanan (month-to-month/mtm) serta 0,67 persen terhadap inflasi tahunan (year-on-year/yoy). Inflasi harga beras terjadi di 37 provinsi sepanjang Februari 2024. BPS juga menyatakan bahwa secara historis, beras menyumbang inflasi sebesar 0,02 persen mtm pada Ramadan tahun lalu yang jatuh pada Maret 2023.
Laporan: Ranny Supusepa