KedaiPena.Com- Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) periode 2015-2020, Din Syamsuddin berharap, agar MUI ke depan dapat dipimpin oleh figur ulama yang benar mempunyai waktu sehingga mampu menjalankan tugas organisasi dengan sebaik-baiknya.
“Yang bekerja demi Allah, bukan demi dunia dan jabatan itu sendiri,” kata Din Syamsuddin dalam keterangan, Kamis, (26/11/2020).
“Walaupun ada Hadits Nabi jangan beri jabatan kepada yang menginginkannya‘. Namun dalam suasana tidak normal ‘serahkan saja jabatan itu kepada mereka‘,” tambah mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah ini.
Tidak lupa, Din berpesan agar, penyelenggaran munas MUI berjalan sesuai pedoman dasar dan pedoman rumah tangga.
“Jangan dilanggar karena akan mengurangi keabsahan dan mencederai marwah MUI. Sesuai prinsip PD dan PRT lama (sebaiknya jangan diubah),” tutur Din.
Sebaiknya, Din berharap, agar pemangku amanat di MUI, baik dewan pimpinan maupun dewanPertimbangan, jangan merangkap jabatan politik di eksekutif, legislatif, dan partai politik.
“Perangkapan jabatan demikian akan membawa MUI mudah terkooptasi dan terkontaminasi kepentingan politik yang acapkali tidak sejalan dengan kepentingan umat Islam,” ungkap Din.
Ketika ditanya siapa sosok yang pantas jadi Ketua Umum baik Dewan Pimpinan maupun Dewan Pertimbangan, Din mengatakan, jika ada tokoh ulama mumpuni dan karismatik dari NU mungkin akan lebih baik.
“Dan Sekjen dari Muhammadiyah. Karena Ketua Umum Wanpim sudah dari NU maka Ketua Wantim jangan NU lagi. Kalau dari Muhammadiyah ada Prof. Dr. KH. Syafiq A Mughni yang sangat mumpuni, atau Prof. Dr. KH. Didin Hafiduddin, Ketua Pembina Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia. Wakil dari Ormas-Ormas perlu diakomodasi secara proporsional,” ujar Din yang mengaku sudah tidak bersedia lagi menjadi Ketua Dewan Pertimbangan MUI ini.
Terakhir, dari luar arena Munas, Din tetap berdoa dan berharap, agar MUI dapat selamat sentosa pada jalan yang benar.
“MUI adalah organisasi terhormat dan bermarwah karena merupakan wadah musyawarah para ulama, zuama, cendekiawan Muslim. Maka perlu diisi oleh para ulama yang penuh dgn asshidqu, (kejujuran), amanah, dan beristiqamah,” tandas Din.
Diketahui, agenda utama Musyawarah Nasional (Munas) X MUI untuk menentukan kepengurusan baru periode 2020-2025. Termasuk, MUI akan menentukan ketua umum baru mereka malam ini.
Laporan: Muhammad Lutfi