KedaiPena.Com- Anggota DPR RI fraksi Partai Gerindra Fadli Zon menilai, jika Indonesia saat ini masih jauh dari cita-cita kemerdekaan. Fadli begitu ia disapa, bahkan merefleksikan 76 tahun merdeka dengan bertanya apakah rakyat Indonesia semakin bahagia, sejahtera dan bebas berekpresi dan damai saat ini.
“Saat ini apakah masyarakat kita semakin bahagia, apakah masyarakat semakin sejahtera, apakah masyarakat bebas ekspresi dan kedamaian, yang ada saat ini kita semakin jauh dari cita cita kemerdekaan,” tegas Fadli Zon
dalam zoominari kebijakan publik Narasi Institute “Memaknai Kemerdekaan di Tengah tantangan Pandemi, ditulis, Sabtu, (14/8/2021).
Fadli Zon mengatakan bahwa dalam beberapa indikator kesejahteraan mengalami penurunan. Ekonomi turun, demokrasi turun, hukum tidak tegak dan kebahagiaan, kebebasan dan kedamaian terusik.
“Baik secara ekonomi dan demokrasi ranking kita menurun di dunia. Kita banyak pembangunan di Indonesia daripada membangun Indonesia. Indonesia dari hari ke hari semakin besar gapnya. Hukum diperlakukan sesuai selera, ini fenomena yang saat ini terjadi. Jangan sampai ada pemimpin negeri ini yang merasa negeri ini milik bapaknya, milik kakeknya,” papar Fadli Zon.
Fadli Zon juga melihat, elit gagap selama masa pandemi COVID19 berlangsung, sehingga terjadi banyak salahnya daripada beresnya dalam menangani pandemi COVID19.
“Dalam situasi covid dari awal pemimpin negeri ini denial terhadap covid dari awal virus ini muncul dan menganggap enteng saat ini yang meninggal 112.000 karena Covid. Masalah data yang sangat elementer ini masih tetap bermasalah. Mesti memiliki pemimpin yang memahami secara holistik permasalahan bangsa, pemimpin yang rendah hati, Di tengah krisis kita perlu seorang pemimpin ya cakap ini ditulis Bung Hatta tahun 1932.harus dipersiapkan seorang pemimpin yang cakap dan ini tidak bisa taked for granted,” ujar Fadli Zon.
Fadli Zon pun meminta, Presidential Threshold (PT) perlu diturunkan agar memicu lahirnya pemimpin-pemimpin baru yang lebih berkompetensi untuk memimpin bangsa.
“Begitu banyak kasus kasus yang masuk ke MK, belum percaya kepada sistem. Pembatasan PT ini membatasi munculnya pemimpin, masyarakat dipaksa untuk memilih itu yang membuat demokrasi menjadi jauh dari harapan para founding father kita dulu,” pungkas Fadli Zon.
Laporan: Sulistyawan