KedaiPena.com – Gerakan aksi generasi muda saat ini dinyatakan berbeda dengan aksi generasi muda di zaman penentangan atas devide et Impera, imperialisme, dan kolonialisme Belanda. Sehingga reformasi yang dimulai di tahun 1998 terlihat belum memberikan hasil optimal.
Pengamat Geopolitik Hendrajit menyatakan aksi saat ini lebih kepada aktivisme, gerakan yang tanpa skema dan tak bisa menyasar pada akar masalah.
“Sebagai contoh para ‘milenial’ yang menyusun Sumpah Pemuda 1928 dengan 100 orang gen Z. Misalnya, Kartosuwiryo yang berumur 23 tahun, Amir Syarifudin 23 tahun, yang paling tua Yamin 24 tahun, tapi bisa menghasilkan pondasi yang 17 tahun berikut menjadi kemerdekaan Indonesia. Kalau sekarang aksi yang ada hanya sekedar aktivisme yang hanya sekedar aktif tanpa skema,” kata Hendrajit dalam acara bincang Jaya Suprana Show, dikutip Rabu (24/1/2024).
Ia menjelaskan gerakan tanpa aksi demonstrasi tersebut bisa memiliki arti karena para generasi muda saat itu memahami kondisi global dan kondisi dalam negeri.
“Mereka memahami jika devide et impera, pemecahbelahan itu harus dikontra dengan persatuan. Menariknya, saat itu berbagai jong, berhasil mengkontra akar masalahnya, yaitu imperialisme dan kolonialisme Belanda,” tuturnya.
Saat reformasi terjadi, euforianya hanya lah era Soeharto sudah selesai tapi tak ada skema baru untuk menggantikan skema yang dipraktikkan sebelumya.
“Waktu Jepang menyerah kalah, Bung Karno dan para pendahulu kita itu sudah memiliki kontra skema memanfaatkan kekosongan kekuasaan. Tapi saat 1998, yang ada hanya ‘Pak Harto sudah lengser’ tapi tidak ada kontra skemanya. Akhirnya yang berkembang hanya antitesis, semua yang dibuat Pak Harto jelek dan menciptakan sistem multi partai yang bukan alat rakyat, tapi alat dari kapitalisme global yang berkolaborasi dengan feodalisme gaya baru,” tuturnya lagi.
Hendrajit menyatakan reformasi yang sudah hampir berumur 30 tahun ini, sudah seharusnya menghasilkan sesuatu.
“Saya sering mengingatkan, hei sebentar lagi sudah hampir seumur dengan umur orde lama ini, lalu kalian sudah bikin apa. Kan orde lama 32 tahun, lalu perubahan apa yang sudah dibikin,” tutupnya tegas.
Laporan: Tim Kedai Pena