KedaiPena.Com – Owner PT. Boogie Advindo (BA), Anas Ridwan menilai kegiatan Jelajah Ujung Kulon yang digelar oleh portal berita KedaiPena.Com beberapa waktu lalu sangat luar biasa.
Bahkan, ia tidak menyangka ada peserta yang usianya diatas 60 tahun mampu bersepeda dari Pamulang, Tangerang Selatan menuju Taman Nasional Ujung Kulon di Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten.
“Itu luar biasa, karena itu open-lah buat pendaftarannya. Bagus banget dan luar biasa, dan ada usia yang diatas 60 tahun saja sampai, mungkin buat mereka biasa saja, tapi buat saya yang juga suka gowes, mengganggap itu luar biasa. Jadi sangat perlu terus dikampanyekan perlu juga didukung,” ucap Anas begitu dirinya disapa, Jumat (7/1/2021).
Selain itu, ia juga menilai bersepeda dapat juga menjadi bagian untuk mengurangi emisi gas pemanasan global. Lantaran saat ini kebanyakan masyarakat melakukan mobilitasnya menggunakan kendaraan yang berbahan bakar fosil.
“Dulu di Jawa Tengah contohnya, hampir semua masyarakatnya bersepeda. Tapi sekarang banyak yang menggunakan motor. Sebenarnya kearifan lokal sudah bagus yah di Jawa Tengah, padahal dulu jalan belum bagus, dan sekarang kebanyakan jalan sudah di aspal dan ditambah teknologi, harusnya sepeda semakin melaju pesat,” katanya.
Menurutnya, gerakan bersepeda perlu digerakan terus-menerus, bukan hanya oleh komunitas atau kelompok-kelompok kecil.
“Nah ini harusnya sudah menjadi gerakan, bukan hanya komunitas atau kelompok kecil untuk hanya rekreasi saja, saya pikir harus ditingkatkan,” imbuhnya.
Ia juga mengapresiasi kepada peserta Jelajah Ujung Kulon tersebut, lantaran para peserta juga turut serta melakukan penanaman mangrove di Muara Cilintang dalam rangka konservasi.
Anas menilai, langkah-langkah konservasi merupakan tugas dari seluruh manusia. Namun bukan hanya menanam saja, akan tetapi semua pihak juga dapat turut serta dalam merawat alam.
“Jadi minimal kemarin itu sudah ada yang menanam, jadi harus ada role model bahwa kita pun peduli,” jelasnya.
Bike Canoeing
Tidak hanya itu, ia mengungkapkan saat ini sudah ada beberapa kombinasi yang dapat dilakukan saat bersepeda, seperti pihaknya yang telah merikis Bike Canoeing yang mengkombinasikan sepeda dengan canoe.
“Ya untuk rekreasi semua orang bebas, mau menyebrang danau, muara, sungai tidak merepotkan atau mengandalkan yang lain untuk melakukan penyebrangan,” ujarnya.
Bukan hanya itu, kata Anas, pihaknya mengkombinasikan sepeda dengan canoe lantaran melihat para pekerja yang membawa sepeda ke tempat kerjanya, tapi tidak kembali pulang ke rumah lantaran jalur yang dilewatinya terputus akibat banjir.
“Saya juga prihatin ke teman yang paginya gowes, terus tidak bisa pulang, karena jalannya kebanjiran aksesnya tidak ada. Jadi kalau tahu sudah masuk musim penghujan dan melawati jalur yang berlangganan banjir, maka dia membawa perahu (canoe) sehingga mereka bisa pulang dan melawati jalan yang terputus karena banjir itu,” katanya.
Ia juga berharap ke depan bersepeda dapat dijadikan sarana rescue, karena ketika di daerah yang terjadi bencana, terkadang kesulitan bahan bakar dan sparepart.
“Sekarang banyak yang suka bersepeda dengan jarak jauh, maka mereka juga bisa ketempat bencana dengan gowes. Karena gowes itu bisa baik pesawat, bisa numpang truk atau menggunakan apa saja,” pungkasnya.
Laporan: Muhammad Luthfi