KedaiPena.Com – Di tengah masa pandemi seperti ini beberapa pengiat alam sedikit terbatas dalam melakukan kegiatan rutinnya. Para punggawa ‘Jejak Backpacker’ terpaksa mengisi waktu luang dengan mengadakan diskusi online dengan beberapa teman-teman penggiat alam.
“Pandemi ini kan mulai di Indonesia di pertengahan bulan Maret 2020, dan setelah itu kita sudah tidak bisa kemana-mana. Dan Alhamdulillah ada salah satu brand yang besar juga mengajak kolaborasi seperti live Instagram. Dalam live tersebut juga kita bersama-sama dengan para artis dan juga para penggiat alam dan kebetulan itu berjalan selama 3 bulan, sebenarnya bulan September ini mau mulai lagi ke part 4,” ucap Alley AD selaku Founder Jejak Backpacker beberapa waktu lalu.
Selain itu, Alley juga menyoroti banyaknya pendaki-pendaki yang melakukan hal yang tidak biasa saat mendaki gunung, seperti dugem masal yang beberapa waktu lalu viral di media sosial.
“Seperti yang heboh sekarang-sekarang ini membawa speaker besar dan yang heboh lagi itu di Lombok dengan dugem masal. Kalau menurut saya itu didalam hati saya benar-benar marah dengan keadaan seperti itu, memang kan orang-orang kota ingin liburan ke gunung karena sunyinya gunung akan tetapi mungkin mereka ke gunung tidak tahu aturannya dan mereka pengennya ke gunung itu heboh-heboh seperti sudah kayak membuat diskotik dadakan,” tambah Alley.
Alley mengajak, kepada teman-teman pengiat alam yang lain untuk sama-sama menegur jika hal tersebut kembali terjadi, namun dirinya berpesan untuk menegur dengan sopan agar tidak terjadi kesalahpahaman.
“Untuk teman-teman yang melihat seperti itu lebih baiknya di tegur dan dengan catatan jangan sampai kita menghujat, makan tegur dengan sopan dan baik, saya yakin mereka akan menerima dan tidak akan mengulangi lagi. Daripada kita menghujat dan akhirnya mereka sakit hati lebih baik kita tegur dengan sopan,” kata Alley
Alley menjelaskan, kemungkinan hal tersebut dapat terjadi karena kurang ketatnya pemeriksaan barang-barang para pendaki dan minimnya pengarahan saat melakukan simaksi atau posko awal pendakian.
“Ya sekarang juga pengelolaan tidak seketat seperti dulu, kalau dulu pas kita ingin mendaki semua peralatan kita di periksa kembali dengan baik oleh ranger. Dan mungkin peraturan-peraturan yang lama dan yang baik bisa di gunakan kembali saat melakukan pemeriksaan,” jelas Alley.
Laporan: Muhammad Lutfi