KedaiPena.Com – Evakuasi terhadap jasad Wolter Klaus yang ditemukan di aliran sungai air terjun Dua Warna berlangsung selama 7 setengah jam.
Evakuasi lanjutan terhadap jasad korban dilakukan sejak pukul 7.30 wib dan berhasil tiba di depan pintu rimba Sibolangit pada pukul 15.00 wib.
Setelah jasad korban tiba di depan pintu rimba, pihak SAR Gabungan pun mempersilahkan keluarga korban untuk melihat jasad tersebut, apakah benar jasad yang ditemui adalah Wolter Klaus yang hilang sejak Rabu (21/6) lalu. Dengan izin tersebut, istri dan ayah Wolter Klaus pun langsung melihat apakah jasad yang di evakuasi adalah Wolter Klaus.
Usai melihat jasad korban, istri korban, Hazel Fernandez langsung menangis. Sedangkan ayah korban, Winfried Wolter, langsung terdiam dengan wajah penuh kesedihan.
Usai dilakukan pengenalan jasad korban oleh pihak keluarga Korban, Kepalar SAR Medan, Budiawan mengatakan dengan selesainya dilakukan evakuasi dan pengenalan jasad korban, kami menyatakan bahwa jenazah ini adalah benar jenazah dari turis Jerman atas nama Wolter Klaus yang hilang saat mendaki gunung Sibayak.
“Untuk selanjutnya, akan kita lakukan penyerahan jasad korban dari Tim SAR Gabungan kepada pihak Polsek setempat dan pihak keluarga korban. Dan untuk membawakan jasad korban, sudah  kita siapkan satu ambulance dari PMI Deliserdang dengan pengawalan dari Polsek Pancur Batu,” kata Budiawan.
Lalu ditanya apakah pihak keluarga mengakui bahwa jasad yang ditemukan adalah jasad dari Wolter Klaus, Budiawan pun mengatakan bahwa istri korban mengakui bahwa itu adalah suaminya. “Selain istrinya, ayah korban juga mengakui bahwa itu adalah anaknya,” sebutnya.
Sementara itu, Kapolsek Pancur Batu, Frido Gultom mengatakan jika ada penemuan mayat, maka akan dibawa ke rumah sakit guna dilakukan otopsi agar dapat mengetahui apakah ada tanda-tanda kekerasan atau tidak.
“Hal ini juga dilakukan agar kita bisa mengetahui jelas penyebab dari kematian korban. Untuk itu, selanjutnya jasad korban akan kita bawa ke rumah sakit Polda Sumut di Medan,” kata Gultom.
Sebelum meninggalkan Sibolangit dan menuju RS Bhayangkara Poldasu, istri korban, Hazel Fernandes mengatakan bahwa kejadian ini merupakan hal sulit baginya dan keluarga. Dikatakannya, mereka sudah mencoba datang secepat yang dapat mereka lakukan pasca mendapat kabar hilangnya Wolter Klaus saat mendaki Gunung Sibayak.
Dan ketika mereka tiba di Gunung Sibayak, katanya, Tim SAR Gabungan sudah melakukan pencarian, bahkan sampai melewati waktu pencarian selama delapan hari. Dan menurut Hazel, usaha yang dilakukan Tim SAR Gabungan sangat profesional.
“Saya rasa apa yang dilakukan sudah cukup baik, dan kami juga sudah melakukan komunikasi dengan semua pihak,” sebut Hazel.
Lebih jauh dikatakannya, atas nama keluarga besar Wolter Klaus, ia selaku istri korban, ayah, abang, dan keluarga besarnya yang ada di Jerman dan juga Singapura mengucapkan terimakasih atas apa yang sudah dilakukan Tim SAR Gabungan.
Selain itu, adik kandung korban, Peter Wolter mengatakan dari apa yang dilihatnya, apa yang dilakukan sudah sesuai standar pencarian bahkan secara sistem standarisasi internasional juga sudah seperti yang dilakukan oleh Tim SAR Gabungan.
Laporan: Iam