KedaiPena.Com- Jaringan Tenaga Kesehatan (Nakes) Indonesia meminta, agar pemerintah dapat segera membayarkan insentif tenaga kesehatan yang menunggak selama pandemi COVID-19.
Hal tersebut disampaikan oleh Narahubin dari Jaringan Nakes Indonesia Fen Budiman dalam keterangan tertulis yang diterima oleh KedaiPena.Com, Selasa, (4/5/2021).
“Menuntut negara mempermudah pendataan dan birokrasi pembayaran insentif tenaga kesehatan secara adil dan merata dari pusat hingga ke daerah,” papar dia.
Jaringan Nakes Indonesua juga mnuntut negara menjamin perlindungan kesehatan, jam kerja yang layak, fasilitas yang memadai bagi nakes selama pandemi.
“Menuntut negara melindungi pekerja kesehatan dari diskriminasi, kekerasan fisik, hingga intimidasi pada tenaga kesehatan,” tegasnya dalam keterangan tertulis tersebut.
Ia menegaskan, di tengah korban nakes yang berjatuhan dan kasus yang terus meningkat, pihaknya berharap agar negara lebih serius dalam penangangan pandemi Covid-19.
“Melindungi pekerja kesehatan dengan alat pelindung diri yang sesuai standar, jaminan kesehatan hingga support sistem lingkungan kerja yang manusiawi,” ungkap dia.
Ia menjabarkan, jika setahun sudah Tenaga Kesehatan Indonesia berjuang melawan pandemi. Ribuan tenaga kesehatan bekerja di garda terdepan. Mereka adalah sumber daya manusia sekaligus aset jangka panjang bangsa Indonesia di bidang kesehatan untuk memperjuangkan kemanusiaan.
“Tak bisa dipungkiri, pekerjaan sebagai tenaga kesehatan adalah pekerjaan yang penuh risiko dan konsekuensi. Mereka harus berjibaku ditengah lonjakan pasien, menghadapi ketaktersediaan fasilitas kesehatan, minimnya alat perlindungan diri, kondisi kesehatan yang rentan terkena virus, hingga berhadapan dengan kematian,” tutur dia.
Ia menambahkan, para tenaga seperti perawat dan dokter juga sering mendapatkan diskriminasi dan tindak kekerasan di masa pandemi.
“Tidak hanya dikasari pasien, mereka sering mendapat kekerasan verbal dan fisik dari pasien maupun keluarga pasien. Dibawah tekanan dan diskriminasi, empati dan rasa kemanusiaan adalah dasar utama mengapa pelayanan terus berjalan,” beber dia.
Di tengah perjuangan untuk menjalani profesi kemanusiaannya, para nakes juga tetap harus memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari mulai dari transport, makan, tempat tinggal, kuota internet dan lain-lain. Terlebih bagi mereka yang sudah berkeluarga.
Ia mengungkapkan, tanggungjawab yang diemban berkali lipat terutama bagi nakes perempuan. Keluarga para nakes juga terhimpit antara kebutuhan ekonomi, keinginan untuk bisa berkumpul dan bayangan resiko tertular.
Oleh sebab itu, tegas dia, di tengah situasi sulit dan rentan, negara belum hadir memberi perlindungan terhadap para pekerja kesehatan.
‘Saat ini sejumlah pekerja kesehatan dan relawan mengeluh karena belum menerima insentif selama berbulan-bulan. Ada yang belum mendapatkan insentif sejak November. Namun, ada pula yang belum mendapatkan haknya sejak Desember 2020 hingga April 2021,” pungkas dia.
Laporan: Muhammad Hafidh