KedaiPena.Com – Direktur Eksekutif Jaringan Anak Nusantara (Jaranan), Nanang Djamaludin mengecam keras intimidasi terhadap Amelia Nasution, siswi SMKN 3 Padang Sidempuan, yang memicu Amelia bunuh diri meminum racun. Amelia diintimidasi lantaran mengungkapkan dugaan kecurangan pembocoran soal Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) di sekolahnya.
Kasus ini merupakan preseden horor yang mencoreng kesucian dunia pendidikan yang sedang menerapkan sistim baru bernama ujian nasional berskala komputer. Namun ternyata sistim tersebut disinyalir masih rentan praktik kecurangan, malah bahkan telah membawa korban nyawa seorang siswi di Padang Sidempuan Sumatera Utara akibat diintimidasi yang berawal dari dugaan kecurangan pembocoran soal ujian nasional di sekolahnya.
Untuk itu, Nanang mendorong pihak kepolisian untuk segera mengusut tuntas dugaan intimidasi yang berujung maut tersebut. Serta mengungkap kemungkinan adanya kecurangan pembocoran soal UNBK.
Lalu kemudian dilakukan evaluasi menyeluruh atas penyelenggaraan UNBK itu. Sehingga dari evaluasi itu ke depannya di tahun-tahun mendatang. Diharapkan agar dalam penyelenggaraan UNBK bisa dipastikan berjalan dengan baik, tanpa adalagi kasus-kasus dugaan kecurangan pembocoran soal. Apalagi yang disertai intimidasi berujung maut terhadap peserta UNBK. Nanang juga berharap kasus dugaan kecurangan pembocoran UNBK tidak terjadi di tempat-tempat lainnya.
Untuk perbaikan dan antisipasi terjadinya kembali kecurangan maupun pembocoran soal UNBK,  ia menyarankan adanya pusat pengaduan (call centre) ad hoc di wilayah-wilayah setempat penyelenggaraan UNBK. Call centre itu haruslah berwibawa, yang didalamnya terdiri dari beberapa unsur-unsur,  seperti kepala sekolah,  komite sekolah,  tokoh masyarakat, dan pemerhati pendidikan setempat.
Call centre itu diharapkan dapat mengkonfirmasi dan menindaklanjuti adanya laporan-laporan kecurangan dan pembocoran soal dalam penyelenggaraan UNBK.
Laporan: Muhammad Hafidh