KedaiPena.Com – Dalam rangka turut berpartisipasi menyemarakkan bulan bahasa yang jatuh pada Oktober ini, Jaringan Anak Nusantara (JARANAN) melalui tim literasinya, yakni tim penggerak kampanye terpadu minat berliterasi anak (Tirakat Militan), mengisi pelatihan literasi informasi untuk sekolah se-DKI Jakarta, Sabtu (22/10).‎
Selama ini JARANAN memang dikenal aktif  berkhidmat pada isu-isu perlindungan anak, kota/kabupaten layak anak (KLA), sekolah ramah anak  (SRA), pendidikan anak berbasis keluarga (keayahbundaan), serta penumbuhan minat dan tradisi berliterasi anak.
Ratusan orang peserta yang terdiri dari para pustakawan utusan dari sekolah-sekolah negeri di DKI Jakarta, dari tingkat SD, SMP, SMA, dan SMK ambil bagian pada pelatihan yang bertepatan dengan perhelatan  menyambut bulan bahasa pada Oktober ini.
Â
Acara itu sendiri diselenggarakan oleh Pusat Pengembangan Manajemen Sekolah (PPMS) Dinas Pendidikan DKI Jakarta.Â
Menurut Direktur Eksekutif JARANAN, Nanang Djamaludin, Â pelatihan literasi informasi ini sangat penting sebagai pembekalan wawasan, metode dan teknik bagi para pustakawan sekolah di manapun di seluruh pelosok nusantara, tak terkecuali di Jakarta.Â
Agar nantinya para pustakawan sekolah itu bisa bersinergi dan mengambil peran signifikans bersama dengan para guru, orangtua siswa, dan para pemangku kepentingan di lingkungan sekolah bagi proses penciptaan ekosistim sekolah dan peserta didik yang literat.
“Terlebih Provinsi DKI Jakarta, yang mana pada 27 Januari 2016 lalu, melalui Dinas Pendidikan DKI Jakarta telah mencanangkan diri sebagai Provinsi Literasi. Yang berarti sejak saat itu menandai Jakarta sebagai Provinsi Literasi pertama di Indonesia,†ujar Nanang yang tercatat sebagai proponen aktivis 98 yang telah lama menggeluti isu-isu anak itu kepada Kedaipena.
Ia memaparkan, konsekwensi logis dari telah dicanangkannya Jakarta sebagai Provinsi Literasi,  maka sekolah-sekolah di DKI Jakarta pun seharusnya mencerminkan sebuah wajah lingkungan yang literat  secara aktual dan faktual.Â
Dimana segenap aspek yang tercakup dalam rumusan Deklarasi Praha 2003 tentang Literasi Informasi, terlebih yang menyangkut literasi dasar untuk anak-anak peserta didik bisa berjalan dan diterapkan secara lebih utuh lagi di lingkungan sekolah.
Dan mengingat pentingnya pelatihan literasi informasi ini bagi upaya menyemai tumbuhnya ekosistim  sekolah yang literat , Nanang pun mendorong agar dinas pendidikan di provinsi lain dan di kota/kabupaten lain di Indonesia dapat menggelar pula pelatihan literasi informasi untuk para guru dan pustakawan sekolah.
“JARANAN memiliki modul pelatihan literasi informasi untuk lingkungan sekolah, untuk para orangtua, dan untuk masyarakat dan komunitas-komunitas.  Modul itu kami namakan READ, BACALAH dan IQRA, yang telah dipresentasikan sejak  2015 dipelbagai tempat. Dan berisikan formula dasar, kerangka strategi, dan metode dalam rangka penumbuhan minat dan tradisi berliterasi anak di setiap jenjang, agar mereka menjadi generasi literat yang hebat dan berkarakter mulia†imbuhnya.‎
(Prw)‎