KedaiPena.Com – Pemerintah menargetkan untuk meningkatkan kedatangan jumlah turis. Dari tahun lalu sebesar 10,5 juta orang menjadi 20 juta dalam lima tahun mendatang. Devisa yang diharapkan dapat masuk ke kocek negara diharapkan meningkat dari 10 miliar dollar, menjadi 20 miliar dollar dalam lima tahun. Demikian disampaikan Menko Maritim dan Sumber Daya Rizal Ramli di Bandara Soetta, belum lama ini.
“Yang bekerja di sektor pariwisata, sekarang 3 juta, kita mau tingkatkan menjadi 7 juta. Karena memang, biaya untuk menciptakan satu lapangan pekerjaan di sektor pariwisata sangat murah sekali, hanya 3 ribu dollar. Beda dengan industri yang perlu 50 sampai 100 ribu dollar,” kata Menko Rizal.
Nah, sejumlah langkah telah dilakukan akan dilakukan Pemerintah untuk meningkatkan jumlah turis. Salah satunya adalah membebaskan visa bebas ke 169 negara. Kecuali negara-negara yang aktif di dalam perdagangan narkoba, itu dicoret.
“Kedua, negara-negara yang aktif dalam ekspor ideologi ekstrem, termasuk terorisme, itu kita coret. Yang ketiga, negara sumber epidemic atau penyakit menular, itu juga dicoret,” sambung dia, dilansir dari laman resmi Kemenko Maritim dan Sumber Daya, Maritim.go.id.
Agar para negara itu tahu soal pembebasan visa bagi wisatawannya, Rizal meminta anak buahnya di Kemenko Maritim dan Sumber Daya untuk menulis surat kepada Menteri Luar Negeri Retno Marsudi supaya melakukan sosialisasi dengan negara-negara tersebut.
“Supaya mereka (negara-negara bebas visa wisata) memahami ini. Tadi kami juga datangi beberapa turis, ya memang banyak yang nggak ngerti, tetap saja bayar 30 dollar (buat bayar visa). Tapi ada yang ngerti, dan complain, kok masih ditagih gitu. Jadi perlu sosialisasi bahwa kita betul-betul bebas visa,” tambah dia.
Memang dari satu sisi, pendapatan Negara berkurang dalam kebijakan pembebasan visa Biasanya, Negara mendapat 30 dollar dari pengurusan visa setiap wisatawan asing. Tapi, bila dikaji lagi, akan ada efek domino terhadap perekonomian nasional nantinya.
“Pengeluaran turis satu harinya itu lebih dari 100 dollar. Jadi kita dapat kurangnya, kurang-nya ini kalo mereka ‘stay’ berapa hari. Negara, kalangan pengusaha, dan rakyat biasa pun bisa menikmati manfaat dari adanya ‘tourisme’,” kata eks Menko Perekonomian ini.
Memang sebelumnya ada kontroversi soal pembebasan visa ini. Ada yang bilang jangan, masa wisatawan asing bebas visa. Sementara rakyat sendiri tidak dikasih bebas visa sama mereka. Maunya supaya timbal balik.
“Tapi kami katakan, kami bersyukur. Kita tidak diberi bebas visa semua, karena kalau kita semua diberi bebas visa, orang Indonesia keluyuran semua di seluruh dunia. Kita bukan dapat devisa, malah habis devisanya, jadinya negatif,” tambah pria yang akrab disapa Gus Romli ini di kalangan NU.
“Tapi saya janji, kalau pendapatan rakyat Indonesia sudah 15 ribu dollar, kita urusin deh bebas visa. Nah sementara yang kita beri bebas visa dengan negara-negara tersebut hanya untuk pejabat negara, kalangan bisnis, dan mahasiswa. Jadi, kepada tiga kelompok ini, memang kita minta supaya diberi kemudahan soal visa di 169 negara tersebut,” tandas dia.
Dari Januari sampai April 2016, wisatawan asing yang datang ke Indonesia mencapai setengah juta jiwa. Tepatnya, 502.669 orang. Nah yang bebas visa itu 268.715 orang.
Menko Rizal pun meminta kepada pihak Bandara Soekarno-Hatta untuk menyosialisasikan soal bebas visa. Supaya lebih banyak wisatawan yang masuk Indonesia.
“Nah di kalangan bisnis dampaknya lebih cepat. Saya beri contoh dua setengah bulan yang lalu ada delegasi Jepang bawa kalangan bisnis ke sini. Biasanya maksimum hanya 300 orang, tapi begitu tau bebas visa, yang datang 1300 orang, karena modal ‘credit card’ saja naik pesawat bisa langsung ke sini,” sambung dia.
Contoh lain adalah Delegasi Belgia, biasanya hanya 100 yang hadir, kemarin yang datang lebih dari 350 orang. Ini juga akan meningkatkan kerjasama bisnis, hubungan bisnis dengan negara-negara yang kita beri bebas visa.
(Prw/Dgp)