KedaiPena.Com– Eksistensi Partai Golkar pimpinan Airlangga Hartarto dikancah perpolitikan tanah air mulai dipertanyakan. Pasalnya, sejauh ini partai berlogo pohon beringin ini tidak bisa mengambil keputusan mandiri jika berkaitan dengan konsolidasi dari pihak istana.
Analisis itu dikemukan Direktur Eksekutif IPO Dedi Kurnia Syah menanggapi desakan Gerindra dan PAN ingin yang Ridwan Kamil (RK) maju di Pilkada Jakarta. Disinyalir, sinyal usulan dari PAN dan Gerindra tersebut berasal dari Istana tempat Presiden Joko Widodo (Jokowi) bernaung.
“Golkar sejauh ini tidak banyak bisa ambil keputusan mandiri jika sudah terkait konsolidasi istana,” kata Dedi di Jakarta, Rabu,(19/6/2024).
Dedi menyarankan, agar Partai Golkar dapat segera keluar dari segala macam bentuk tekanan terkait pilihan dan sikap politik untuk Pilkada DKI Jakarta. Dedi memandang, bila Ridwan Kamil diusung di Pilkada DKI Jakarta maka Partai Gerindra yang akan mendapatkan tuah keuntungan.
Golkar, selaku partai Ridwan Kamil, menginginkan agar diusung untuk maju dalam Pilkada Jabar 2024. Alasan Golkar cukup realistis yaitu karena elektabilitas dan kinerja Ridwan Kamil yang dianggap sudah berjalan baik saat menjabat sebagai Gubernur Jawa Barat dari 2018-2023.
“Seharusnya Golkar perlu keluar dari tekanan semacam itu, karena jika Ridwan diusung di Jakarta, besar kemungkinan Gerindra yang akan mendapat kredit, dan peluang Gerindra menang kembali di Jawa Barat menguat,” papar Dedi.
Dedi juga mengaku curiga langkah Gerindra sebagai salah satu pihak yang mengusulkan Ridwan Kamil di Pilkada DKI Jakarta merupakan langkah untuk menang di Jabar. Atas dasar itu, Dedi menyarankan, Golkar berpikir dua kali terkait usulan Ridwan Kamil di Pilkada DKI Jakarta.
“Bisa saja pengusungan Ridwan di Jakarta adalah strategi untuk memenangkan Jabar oleh Gerindra, Golkar seharusnya berpikir dua kali soal itu,” tandas Dedi.
Laporan: Tim Kedai Pena