KedaiPena.com – Pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada triwulan I disambut baik oleh semua pihak. Tapi, kondisi ini tidak boleh membuat semua elemen perekonomian lengah. Karena, potensi melambat terbuka pada triwulan selanjutnya.
Direktur CELIOS Bhima Yudhistira menyatakan pertumbuhan di quarter 1, bisa mencapai 5 persen karena faktor boom harga komoditas.
“Ada luck factor karena permintaan batubara dan CPO naik di pasar internasional. Kinerja ekspor dan investasi yang berkaitan dengan sektor pertambangan serta perkebunan mampu mendorong pemulihan ekonomi. Konsumsi rumah tangga perlahan menunjukkan pemulihan karena ada pelonggaran mobilitas. Terlihat dari sektor transportasi dan pergudangan mencatat pertumbuhan yang tinggi,” kata Bhima saat dihubungi, Selasa (10/5/2021).
Tapi, ia mengingatkan agar semua elemen jangan mudah terlena. Karena tantangan ekonomi kedepan jauh lebih kompleks dan berisiko hambat pemulihan ekonomi.
“Boom harga komoditas memang memberikan surplus neraca dagang tapi kalau tidak diantisipasi, harga komoditas yang naik akan berimbas ke inflasi pangan maupun energi. Kenaikan suku bunga secara global akan dorong perbankan sesuaikan bunga pinjaman. Cost of fund yang naik akan tekan modal kerja pengusaha maupun pinjaman konsumsi,” paparnya.
Ia juga mengingatkan konflik di Ukraina yang berkepanjangan disertai lockdown di China akan menganggu rantai pasok beberapa kebutuhan impor industri indonesia.
“Belum tentu pertumbuhan 5 persen akan berjalan terus pada kuartal berikutnya. Yang lebih penting sebenarnya kualitas pertumbuhan harus dioptimalkan yakni daya ungkit ekonomi terhadap serapan kerja,” ujarnya.
Untuk pertumbuhan ekonomi kuartal II, Bhimo memperkirakan ada kemungkinan melambat.
“Bisa melambat. Apalagi dibanding kuartal II 2021 lalu yang tumbuh 7 persen, tentu untuk capai angka yang sama agak berat,” pungkas Bhima.
Laporan: Hera Irawan