KedaiPena.Com – Anggota Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Andreas Hugo Pareira, meminta Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno tidak sekedar berwacana dan berpolemik terkait dengan adanya turis yang diduga menjadi korban mafia karantina hotel.
“Pemerintah seharusnya tidak berwacana, tidak berpolemik soal seperti ini. Kalau ada indikasi pelanggaran, usut dan tindak tegas, demi tegaknya aturan,” jelas Andreas saat dihubungi, Selasa, (1/2/2022).
Andreas menekankan, pengusutan dan penindakan terkait mafia karantina hotel seharusnya langsung dilakukan Sandiaga setelah mendengar ada indikasi pelanggaran aturan karantina
“Baik itu kewajiban pengkarantinaan atau pelepasan karantina, maka usut dan kalau terbukti tindak tegas,” jelas Andreas.
Meski demikian, Politikus PDIP ini enggan menanggapi, soal dugaan permainanan karantina yang dilakukan oleh pihak hotel. Menurutnya, hal itu harus dibuktikan dengan investigasi.
“Soal keluhan perasaan turis itu sih bisa saja, tapi apa ada bukti atau investigasi dgn bukti awal bahwa ini permainan hotel?,” tandas Andreas.
Sebelumnya, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno mengaku mendapat informasi mengenai dugaan mafia karantina dari seorang wisatawan mancanegara (wisman) asal Ukraina.
Wisman tersebut menceritakan masalah yang ia alami saat hendak berlibur ke Bali.
Pada hari terakhir karantina di salah satu hotel di Jakarta, wisman yang membawa serta anak perempuannya tersebut diberi tahu bahwa hasil tes usap (swab test) PCR-nya positif.
Sementara itu, Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) atas kejadian tersebut menyatakan terjadi persoalan komunikasi antara pihak hotel karantina di Jakarta dengan wisman asal Ukraina tersebut.
“Boleh disampaikan bahwa ini ada salah pengertian. Ini juga sudah dikonfirmasi oleh pihak Kemenparekraf,” kata Koordinator Hotel Repatriasi PHRI Vivi Herlambang.
Vivi yang mewakili pihak hotel membantah adanya mafia karantina di hotel. PHRI melihat tidak ada faktor kesengajaan untuk berbuat curang dari hotel kepada wisatawan Ukraina.
Laporan: Muhammad Lutfi