KedaiPena.Com – Pola penawaran kerjasama pembangunan infrastruktur dari China, sekalipun tidak mengunakan APBN, manis di depan dan pahit di belakangnya. Kasus pesawat rongsok MA60, busway karatan dan pengadaan listrik di masa SBY harus menjadi sebuah pelajaran yang terbaik bagi Jokowi.
Demikian dikatakan Ketua FSP BUMN Bersatu Arif Pouyono kepada redaksi, ditulis Jumat (5/5).
“Jokowi harus berpikir ulang, dalam projek Kereta Api Cepat Jakarta-Bandung. Bisa jadi, nasib proyek itu akan bernasib sama dengan proyek pembangkit listrik yang dibangun oleh China dan proyek pengadaan armada Busway yang banyak rusak, tidak handal serta sering terbakar,” kata dia.
Apalagi proyek KA Cepat ini sangat tidak ekonomis dan akan menambah utang luar negeri semakin bertumpuk. Ini pasti akan berpengaruh terhadap nilai tukar rupiah, yang semakin terperosok dan cadangan devisa akan tergerus.
“Ini berakibat menurunnya daya beli masyarakat akibat naiknya harga harga pangan dan consumer good yang masih bergantung pada impor,” sambung dia.
Sudah biaya proyeknya sangat mahal yaitu 5,5 miliar dollar dan diduga ada mark up unyuk kepentingan mafia. Bukan hanya itu, bisa saja nanti material-material untuk pembangunan KA Cepat oleh China nanti bukan kualitas nomor satu, tetapi material ‘second hand’ dari China
“Jadi kami mendesak agar Jokowi segera membatalkan proyek kereta api cepat. Jangan sampai konsorsium BUMN-BUMN yang terlibat dalam KA cepat rugi besar dan harus tutup akibat tidak sanggup membayar utang biaya pembangunan KA Cepat Jakarta-Bandung,” pungkas Ketua DPP Gerindra ini.
(Apit/Foto: Istimewa)