KedaiPena.Com- Eks Ketua PP Muhammadiyah Din Syamsuddin menilai suara dari civitas akademika sejumlah universitas di Indonesia yang protes kepada Presiden Jokowi karena menduga Pemilu 2024 tidak akan berjalan dengan jujur dan adil tak boleh dianggap remeh.
“Kritik-kritik kaum cerdik pandai tersebut seyogyanya tidak dianggap remeh,” kata Din saat berbincang dengan Kedai Pena, Senin,(12/2/2024).
Din menyayangkan, respons dan anggapan partisan yang disampaikan pemerintahan Jokowi kepada para civitas akademika sejumlah universitas tersebut. Din memandang, anggapan partisan kepada para civitas akademika itu jawaban tendensius dan anti kritik.
“Itu jawaban tendensius dan anti kritik,” ungkap Din.
Din meminta, Presiden Jokowi dapat melihat substansi dari kritik para civitas akademika tersebut. Din mengaku yakin para civitas akademika tersebut bukan partisan.
“Lihat substansi kritiknya benar atau tidak? Tidak semua mereka partisan, atau kalau mereka condong kepada salah satu Paslon mereka dapat memisahkan diri dari pilihan politiknya,” ungkap Din.
Din mengingatkan, kritik civitas akademika kepada Presiden Jokowi didasari lantaran orang nomor satu di Indonesia itu telah lampaui batas kepatutan etik dan moralitas politik-hukum.
“Fenomena itu adalah kebangkitan silent majority (mayoritas diam), yang selama ini belum bersuara baik karena bertenggang rasa maupun sedang mencari celah,” ungkap mantan Ketua MUI ini.
Din yakin, bergeraknya para civitas akademika tersebut didasari lantaran tindakan rezim Jokowi yang melampaui batas dan kebal terhadap kritik. Menurut Din, para civitas akademika tersebut sudah tak mampu lagi menahan diri.
“Saya yakin banyak rakyat yang bersetuju dan akan berdampak tidak akan atau mengalihkan dukungannya terhadap partai dan Paslon 02 yang didukung oleh Jokowi,” tandas Din.
Diketahui, Koordinator Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana lalu merespons kritik itu. Dia menyebut seruan tersebut sebagai strategi politik partisan untuk pemilu 2024.
Senada, Menteri Investasi sekaligus Politikus Partai Golkar Bahlil Lahadalia juga menyampaikan komentar serupa. Dia meyakini ada pihak yang mendalangi gerakan dan petisi dari sivitas akademika.
Laporan: Sabilillah