KedaiPena.Com – Pemimpin-pemimpin formal Nahdlatul Ulama (NU) membuat organisasi Islam tertua di Indonesia itu menjadi kecil. Mereka menjadikan NU sekedar kendaraan sewaan, bahkan bersedia menjadikan NU plat merah.
“Padahal akar NU adalah plat hitam, organisasi masyarakat yang berjuang untuk keadilan & kemakmuran rakyat,” kata Tokoh Nasional Rizal Ramli dalam keterangan yang diterima KedaiPena.Com ditulis Minggu (29/12/2019).
Plat hitam merupakan analogi yang digunakan Rizal Ramli untuk menggambarkan akar rumput kaum Nahdliyin .
Gus Romli, begitu Rizal dipanggil kalangan Nadliyin menambahkan dirinya merindukan NU menjadi civil society yang tangguh dan kredibel.
“Seperti pesan almarhum Gus Dur, NU adalah organisasi sosial-keagamaan plat hitam,” lanjut RR, sapaan dia.
Dia tidak bermaksud negatif dengan melemparkan kritik ke NU, melainkan mencoba mengingatkan para pemimpin formal NU agar amanah dan kredibel di mata ummat Islam, bangsa dan negara serta masyarakat pada umumnya.
“Sebab NU adalah organisasi keagamaan terbesar dimana RR merupakan bagian integral di dalamnya sebagai anggota keluarga besar Pesantren Tebu Ireng Jombang,” tandas dia.
Analogi plat hitam digunakan Rizal Ramli kala mengomentari pernyataan Ketua Umum PB NU KH Said Aqil Siradj yang tengah viral terkait relasi antara warga NU dan penguasa sebelum dan sesudah pemilihan presiden.
Awalnya KH Said Aqil Siradj menagih janji Menteri Keuangan Sri Mulyani menggelontorkan dana sebesar Rp1,5 triliun kepada PBNU. Janji itu, menurutnya, tertuang dalam Memorandum of Understanding (MoU) antara Kementerian Keuangan dengan PBNU.
“Pernah kami MoU dengan Menteri Sri Mulyani katanya akan menggelontorkan kredit murah Rp 1,5 triliun. Ila hadza yaum, sampai hari ini, satu peser pun belum terlaksana. Ini biar tahu Anda semua seperti apa pemerintah ini,” katanya. Potongan video pernyataan KH Said Aqil Siradj itu beredar luas sejak Kamis (26/12/2019).
Video tersebut berasal dari pidato KH Said Aqil Siradj dalam wisuda mahasiswa Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (Unusia) di Parung, Bogor, Jawa Barat, beberapa waktu lalu (Sabtu, 14/12). Video berdurasi 32 menit 2 detik tersebut diunggah di channel Youtube, NU Channel, sehari setelah wisuda.
KH Said Aqil Siradj juga menyoroti ketimpangan ekonomi yang terjadi di Indonesia. Katanya, Indonesia memiliki kekayaan alam yang melimpah. Namun kekayaan itu hanya dinikmati sekelompok orang.
“Sekelompok kecil menikmati kekayaan alam yang sangat luar biasa. Freeport, uranium, apalagi batubara. Semua akan dihabisi oleh segelintir orang saja,” ujarnya.
Pada bagian akhir, KH Said Aqil Siradj mengatakan, tidak perlu menyalahkan siapa-siapa atas apa yang terjadi.
“Ketika Pilpres suara kita dimanfaatkan. Tapi ketika selesai, kita ditinggal,” demikian ujarnya.
Laporan: Muhammad Hafidh