KedaiPena.Com – Wali kota Tangerang Selatan (Tangsel) Benyamin Davnie membantah, jika pemerintah Kota (Pemkot) memandang sebelah mata terhadap keberadaan komunitas komunitas anak muda dalam berkreativitas.
Benyamin begitu ia disapa justu memastikan, jika pihaknya melihat kurang aktifnya pemuda dalam berkolaborasi dengan pemerintah kota selama ini.
“Tidak boleh pesimis dalam membangun komunikasi dengan berbagai pihak terutama dengan pemerintah, pemerintah tidak mungkin memandang sebelah mata, itu pandangan yang kurang pas,” ujar Benyamin, ditulis, Minggu, (2/5/2021).
Benyamin meminta, setiap anak muda harus mengeluarkan kreatifitas. Menurutnya, pemerintah tinggal memfasilitasi apa yang menjadi kebutuhan anak muda.
“Pemerintah menghargai eksistensi semua kalangan termasuk anak muda, jadi kalau ada yang bilang dipandang sebelah mata saya engga tau perspektif dari mana. Ini yang harus diluruskan,” tegas Benyamin.
Benyamin memastikan, jika Pemkot Tangsel memberikan saluran terhadap kreativitas kreativitas anak muda. Saluran-saluran tersebut, kata dia, sebagai bentuk apreasiasi pada pengembangan diri, dan wadah dalam kolaborasi program program pemerintah.
“Tidak boleh nanti pemerintah dikatagorikan sepihak sepihak itu tidak boleh. Ada Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) dan lain sebagainya. Semua bisa kita kolaborasikan untuk berkembangnya kreatifitas anak anak muda,” tandasnya.
Sementara itu, Tokoh Muda Tangsel Fahd Pahdepie menegaskan perhatian Pemerintah perlu diwujudkan dengan hal nyata, agar kolaborasi komunitas anak anak muda dengan Pemkot dapat terealisasi dengan baik.
“Sebenarnya yang harus aktif itu Pemkot sendiri yah. Pemkot harus lebih menunjukkan gestur. Bahwa mereka butuh sama seniman, sama pemuda kreatif. Perspektifnya harus diubah,” papar dia.
“Jangan lagi memposisikan penggiat komunikasi, seniman, kegiatan literasi sebagai kelompok masyarakat dengan profesi saja tapi pemkot itu butuh mereka juga dalam memberi nyawa di kota ini. Harusnya Pemkot yang berperan aktif,” tegasnya.
Kurang dihargainya para komunitas tersebut, Fahd jelaskan, terjadi di seluruh Indonesia. Dengan sumber daya yang besar, pemerintah perlu mwmberikan ruang untuk anak anak muda berkreasi.
Tersedianya Gedung Kesenian, menjadi wujud nyata perhatian pemerintah, namun, imbuhnya, hal itu (Gedung Kesenian) belum terjadi di Kota yang bertajuk Cerdas, Modern dan Religius (Cmore) tersebut.
“Perhatian maksimal dari pemerintah menurut saya belum. Indikatornya simpel aja dewan kesenian tangsel aktif ga? tempatnya dimana, kegiatannya apa, kemudian para penggerak. apakah mereka diberdayakan, selama belum berarti belum maksimal. Perlu ruang buat mereka yah. Harus ada gedung kesenian. Ciri kota yang maju itu ada gedung kesenian,” tandasnya.
Laporan: Sulistyawan