KedaiPena.com – Pemerintah diminta tidak hanya menghentikan impor pakaian bekas, tapi juga menghentikan impor pakaian dari China, yang telah menghancurkan industri tekstil dan produk tekstil (TPT) di Indonesia.
“Impor pakaian dari China memang telah membunuh UMKM, bikin hancur UMKM TPT. Stop juga impor pakaian bekas, memalukan!” kata Direktur Gerakan Perubahan, Muslim Arbi, Rabu (22/3/2023).
Menurutnya, negara besar seperti Indonesia memakai pakaian bekas dari negara lain jelas bikin malu. Seharusnya, pemerintah, baik Kementerian Perindustrian, serta Kementerian Koperasi dan UMKM berupaya menggenjot TPT dalam negeri bangkit kembali.
“Stop impor pakaian dari China, Bangladesh dan lain-lain, juga stop impor pakaian bekas. Sudah lama pemerintah tidak serius mengurus produk TPT dan membiarkan perusahaan mati. Di Bandung, perusahaan TPT pada gulung tikar, pemerintah tidak turun tangan, membiarkan negara kebanjiran impor tekstil China. Ini bertentangan dengan kebijakan stop impor,” pungkasnya.
Menurut data BPS tahun 2019, impor pakaian jadi dari China 64.660 ton, sementara pakaian bekas impor di tahun yang sama hanya 417 ton atau tidak sampai 0,6 persen dari impor pakaian jadi dari China.
Sementara pada 2021, impor pakaian jadi dari China sebanyak 57.110 ton, sedangkan impor pakaian bekas hanya 8 ton atau 0,01 persen dari impor pakaian jadi dari China.
Dan pada 2022, impor pakaian jadi China sebesar 51.790 ton. Sedangkan pakaian bekas impor hanya 66 ton atau 0,13 persen dari impor pakaian dari China.
Laporan: Ranny Supusepa