Artikel ini ditulis oleh AJ Purwanto, Pegiat Konservasi Air Hujan
Ilmuwan meramalkan sekira tahun 2050 banyak negara akan menghadapi kelangkaan air.
Jumlah bangunan, rumah meningkat dan orang-orang menggunakan air tanah dan itulah sebabnya air tanah menurun.
Dan dalam kondisi ini, pemanenan air hujan merupakan metode untuk menghemat air.
Pemanenan air hujan juga merupakan metode yang memperbarui atau meningkatkan permukaan air tanah.
Kekeringan setiap tahun selalu melanda di berbagai penjuru Indonesia. Tak hanya di desa, wilayah perkotaan pun kerap mengalami masalah serupa, yakni kekurangan air saat kemarau tiba.
Untuk menanggulangi kondisi ini, masyarakat harus membeli air dengan jumlah besar ke desa-desa dan perkampungan. Tak sedikit biaya yang harus dikeluarkan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan air sehari-hari.
Dengan menggunakan air hujan sebagai sumber daya yang berharga, kita dapat menjaga kesehatan bumi. Sebab air hujan adalah air hebat yang dapat menyelamatkan lingkungan dan kehidupan kita.
Akhir-akhir ini air hujan menjadi tercemar, ini disebabkan karena kita menggunakan energi terlalu banyak, seperti asap knalpot motor, limbah pabrik, asap pabrik, debu berhamburan dimana-mana hingga radiasi, sehingga saat ini masalah polusi atau pencemaran air hujan menjadi kian serius.
Untuk mengatasi masalah ini tentu ada banyak hal yang bisa kita perbuat. Jika kita ingin berusaha melindungi lingkungan, menjaga kebersihan dan menggunkan energi secukupnya jika dekat jalan kaki atau bersepeda.
Kita harus mencegah pencemaran air hujan dan menciptakan sumber daya yang aman.
Jika air hujan tercemar dan mengaliri semua sumber air, entah sungai atau sawah maka itu sangat berbahaya, hewan dan tumbuhan yang hidup didarat akan terkena penyakit, begitu juga makhluk hidup yang ada di sungai atau di laut.
Alhasil, saat kita mengonsumsi hewan atau tumbuhan tersebut, kita juga akan bisa menjadi sakit, dengan kata lain masalah ini juga sangat mengancam kelangsungan hidup kita.
Kita manusia adalah makhluk yang haus. Tubuh kita terdiri dari 55% hingga 60% air, dan kita perlu minum 2 hingga 3 liter cairan per hari agar tetap terhidrasi dengan sehat.
Di masa prasejarah, nenek moyang kita mendapatkan persediaan mereka dari danau, lahan basah, dan sungai, tetapi jumlah ini hanya 0,01% dari semua air di Bumi saat ini.
Air adalah sumber kehidupan di bumi. Apa yang kita konsumsi setiap hari semua sangat erat bergantung pada air. Mulai dari pertanian, perikanan, perkebunan, peternakan membutuhkan air.
Maka kita sebagai manusia yang mulia yang mempunyai akal dan nafsu harus di batasi tidak berlebihan dalam mengelola lingkungan.
Ada makhluk lain di bumi ini selain kita. Yuk mulai sadar dan cerdas bahwa kita saat ini hanya sewa dari anak keturunan yang akan melanjutkan kehidupan ini.
Sayangi dan cintai Bumi ini karena sebelum kita di lahirkan semua yang kita konsumsi sampai detik ini sudah tercipta duluan.
Semoga keseimbangan terjadi untuk menyadari bahwa tanpa air, kita tidak bisa hidup. Selamatkan Bumi ini.
“Siapa lagi kalau bukan Kita”.
[***]