KedaIPena.Com – Polemik keberhasilan pemerintah dalam mengakuisisi saham PT Freeport Indonesia (PTFI) sebesar 51 persen semakin memanas. Lontaran cibiran kali ini kembali datang dari Menteri di era Presiden Soeharto, Fuad Bawazier.
Fuad begitu ia disapa menilai, bahwa keberhasilan pemerintah dalam membeli saham PTFI sebesar 51 persen bukanlah sebuah prestasi yang membanggakan.
“Kalau pemerintah untuk bisa punya saham 51 persen di PTFI harus beli, itu bukan prestasi sebab ibaratnya negara membeli barangnya sendiri karena sebenarnya tahun 2021 izin penambangannya akan habis,†imbuh Fuad di Jakarta, Sabtu, (14/7/2018).
“Lagi pula seingat saya atas Kontrak Karya Tambang Freeport yang akan berakhir 2021 itu baru bisa dirundingkan dan diputuskan dua tahun sebelum berakhir berarti mulai tahun 2019 atau pemerintahan yang akan datang,†sambung Fuad.
Tak hanya itu, lanjut Fuad, sebenarnya selain pemerintah Indonesia tidak akan ada pihak lain yang bersedia atau berani membeli saham PTFI. Pemerintah, seharusnya bisa dan berhak memiliki saham 51 persen itu tanpa harus membeli pada tahun 2021 atau setelah itu.
“Jadi bagi yang mengerti bisnis dan hukum, HoA ini sebenarnya hanya sebuah deklarasi politik alias belum ada hasil atau perjanjian yang mengikat antara kedua belah pihak. Dan terlihat pemerintah perlu pencitraan untuk mendongkrak Jokowi di tahun politik ini makanya mengangkat “prestasi kosong†atau menyesatkan,†tandas Fuad.
Laporan: Muhammad Hafidh