BERAPAKAH jumlah jalan bagi manusia yang hendak menuju Tuhan?
Begitulah pertanyaan  yang sering diajukan para santri dan para pencari kebenaran kepada para mahaguru kearifan sejak lama.Â
Lantas para mahaguru itu pun selalu menjawab:Â
“Ada seribu jalan menuju Tuhan.”
Mahaguru yang lain menyebutkan:
“Sebanyak pikiran manusia.”Â
Sufi lain bilang: “Sebanyak partikel yang terdapat di alam semesta”.
Demikian pula sufi besar sekaliber Jalaluddin Rumi pun pernah berkesempatan angkat bicara atas perkara itu. Beliau menjelaskan:
“Meski jalan yang ditempuh manusia bisa berbeda-beda, tujuannya satu. Tidakkah kalian lihat begitu banyak jalan menuju Kabah? Sejumlah orang datang dari anatolia, sebagian dari Syam, sebagian dari Persia, sebagian dari Cina, sebagian menyeberang melalui laut”.Â
“Bila kalian merenungkan berbagai jalan yang dipilih orang, kalian akan melihat begitu banyak jalan. Akan tetapi bila kalian melihat atau mempertimbangkan tujuan, maka kalian akan melihat semuanya sama dan sepakat menuju Ka’bah.”
Jika memang banyak jalan menuju Tuhan, lantas manakah “jalan terpendek” atau jalan paling ringkas menuju Tuhan?Â
Atas pertanyaan ini para mahaguru suci dan para sufi itu sepakat, sefrekwensi, sebagaimana disampaikan oleh sufi besar Abi Sa’id Ibn Al-Khair, bahwa:
“Tak ada jalan yang terpendek, terbaik, dan tercepat menuju Dia, selain memberi rasa nyaman pada orang lain”.
Semoga kita semua menjadi pengamal yang memberi rasa nyaman pada orang lain. Amiiin.‎
Oleh ‎Nanang Djamaludin, Direktur Eksekutif Jaringan Anak Nusantara (JARANAN)