KedaiPena.com – Jaksa Penuntut Umum (JPU) dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengungkap peran Joseph Christopher Mailool dalam kasus dugaan suap proyek perizinan Meikarta milik Lippo Group. Joseph disinyalir merupakan perantara komunikasi antara mantan Direktur Operasional Lippo Group Billy Sindoro, dalam perkara suap Meikarta.
“Setelah kenalan dengan Fitradjaja, komunikasi terkait perizinan Meikarta?,” tanya jaksa kepada Joseph, di Pengadilan Tipikor Bandung, Bandung, Jawa Barat, Rabu (30/1).
Fitradjaja Purnama merupakan salah satu terdakwa selain Billy Sindoro, Henry Jasmen P Sitohang, dan Taryudi.
Joseph mengaku mengenal Henry lebih dulu baru Fitradjaja. Dalam surat dakwaan disebutkan bila Joseph meminta bantuan Henry dan Fitradjaja mengenai perizinan Meikarta.
Meski demikian Joseph yang pernah bekerja sebagai Corporate Affairs Siloam Hospitals Group membantah hal tersebut.
“Saya ingat ada beberapa komunikasi, tapi nggak ingat pastinya,” kata Joseph yang juga keponakan Billy Sindoro.
Dari jawaban itu, Jaksa akhirnya membacakan
berita acara pemeriksaan (BAP) Joseph. Dalam BAP itu disebutkan kalau Fitradjaja adalah teman Henry yang bisa membantu perizinan Meikarta. Namun Joseph mengatakan mengenal Fitradjaja sebagai orang yang ahli dalam hal pembangunan.
“Mohon maaf. Bukan mengubah (BAP), tapi itu yang saya dengar dari Henry (bila Fitradjaja ahli pembangunan),” ujar Joseph.
Jaksa pada akhirnya menanayakan soal hubungan Billy dengan Henry dan Fitradjaja. Joseph diduga menjadi penghubung antara Billy dan dua orang tersebut untuk urusan Meikarta. Sebab, menurut jaksa, Henry pernah menyampaikan adanya masalah Meikarta ke Joseph yang diteruskan ke Billy.
“Problem yang dimaksud perizinan Meikarta?” tanya jaksa.
“Saya nggak bisa memastikan itu, cuma mendengar demikian dari Henry,” jawab Joseph.
“Apakah Henry menyampaikan problem itu perizinan Meikarta?” tanya jaksa lagi.
“Seinget saya tidak, tidak spesifik. Saya sampaikan (ke Billy) sekadar bilang itu Pak Henry yang kenal di Siloam ada problem karena setahu saya Billy kenal dengan Henry, ” kata Joseph.
Nama Joseph yang muncul dalam dakwaan saat penghentian sementara pembangunan Meikarta. Saat proses penghentian sementara itu, Henry sebagai konsultan proyek Meikarta dihubungi Joseph yang intinya menawarkan pekerjaan pengurusan perizinan pembangunan proyek Meikarta yang belum selesai.
Gayung bersambut, Henry mengajak dua rekannya, yaitu Fitradjaja dan Taryudi. Mereka langsung bergerak memberikan SGD 90 ribu ke Yani Firman, yang merupakan Kepala Seksi Pemanfaatan Ruang pada Bidang Penataan Ruang Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang (BMPR) Pemprov Jawa Barat demi mempercepat proses penerbitan Rekomendasi Dengan Catatan (RDC).