KedaiPena.com – Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta sejatinya telah mengalami banyak perubahan sejak dipimpin oleh Basuki Tjahaja Purnama atau yang sering disapa Ahok. Putra Belitung yang hadir menggantikan Joko Widodo itu terbukti mampu menampilkan wajah baru bagi Jakarta. Â
Berkurangnya titik banjir karena sudah banyak sumur resapan, kemacetan yang kian terurai, moda transportasi massal yang mulai membaik dan memenuhi standar kelayakan, pembongkaran tempat prostitusi, serta keterbukaan anggaran pemkot DKI merupakan indikasi keberhasilan Ahok dalam membenahi Jakarta.‎‎
‎
“Pemimpin itu harus melakukan perubahan atau terobosan. Jika pemimpin tidak melakukan terobosan, maka, pemimpin itu bisa dikatakan melakukan penyimpangan. Jadi kalau kita berani jujur, maka sosok Ahok masih dibutuhkan untuk DKI,” ‎ujar Direktur Rumah Politik Indonesia Fernando EMAS saat dihubungi KedaiPena.com beberapa saat lalu, Senin (18/4)‎.
Lebih lanjut, dosen FISIP‎ Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta ini menjabarkan sejumlah tokoh visioner yang sempat dicibir publik saat hendak mengaplikasikan ide perubahan‎nya. Salah satunya Presiden Joko Widodo yang menuai tentangan dan reaksi keras masyarakat saat akan mengeluarkan Kartu Indonesia Sehat dan Kartu Indonesia Pintar. Pada akhirnya, saat ini banyak masyarakat yang merasakan manfaat dari program revolusioner tersebut. ‎
‎
Begitu juga Menteri Kelautaan dan Perikanan Susi Pudjiastuti yang memiliki ide brilian menenggelamkan kapal asing pelaku illegal fishing. Awalnya menuai tentangan, tapi kini beliau telah membuat Indonesia kembali‎ disegani.
Hal yang sama juga dirasakan Menko Maritim dan Sumber Daya Rizal Ramli. Kala itu, Rizal yang baru masuk kabinet mencium ada kejanggalan kebijakan yang dilakukan pejabat lain, seketika itu juga mengeluarkan jurus Rajawali Ngepret untuk membersihkan hal tersebut. Beragam reaksi keras dan cibiran dilayangkan kepada Menko Perekonomian era Presiden Abdurrahman Wahid itu, bahkan tak jarang ada yang menyebutnya sebagai tukang gaduh. Namun kini, Rizal dipuji karena ternyata dia membawa perubahan berarti bagi roda pemerintahan Presiden Jokowi menuju ke arah yang lebih baik dengan mengutamakan kepentingan rakyat.
‎
Fernando melihat, apa yang dilakukan Ahok saat ini sama persis dengan para tokoh di atas, yaitu dihujat di awal namun bermanfaat di kemudian hari.‎
‎
“Kan banyak yang bilang hidup di Jakarta itu keras. Nah kalau pemimpinnya lembek bagaimana nasib Jakarta ini? yang ada Jakarta enggak akan maju maju,” bebernya.‎
Saat ini badai kampanye hitam tengah menyelimuti Ahok. Teranyar, Ahok disebut telah melanggar dan bersalah dalam hal izin dan kewenangan reklamasi Teluk Jakarta. Padahal, masih lanjut Fernando, perihal reklamasi Teluk Jakarta sudah jelah tertera dalam UU. ‎Imbas dari kegaduhan proses reklamasi Teluk Jakarta ini akan memakan korban‎ para pengusaha besar nasional, yang sejatinya siap berinvestasi tanpa menggunakan bantuan uang dari APBD DKI.
Fernando berkeyakinan, ‎ada kelompok-kelompok tertentu yang selalu mencari-cari kesalahan Ahok. Tujuannya untuk menggagalkan Ahok dalam mencalonkan diri di Pilgub DKI 2017 dan tentunya ini juga berimbas kepada mangkraknya terobosan Ahok yang dilakukan demi kesejahteraan masyarakat DKI Jakarta.
“Setiap terobosan yang dilakukan Ahok, awalnya selalu dinilai atau dipandang salah dan selalu ada reaksi. Bisa-bisa Ahok bernapas aja dinilai salah. Tapi, saya yakin, apa yang dilakukan Ahok itu selalu untuk kepentingan masyarakat juga,” tandasnya. (oscar/veb)Â