KedaiPena.Com – Dewan Perwakilan Rakyat atau DPR RI meminta pemerintah menjaga dan melindungi setiap komoditas pangan terutama padi, jagung hingga sagu sebagai makanan pokok Indonesia. Pemerintah juga diminta memberikan support kepada petani yang masih menanam padi.
Demikian disampaikan Anggota Komisi IV DPR RI Bambang Purwanto merespons kekhawatiran menurun hingga hilangnya minat para petani untuk bertanam padi lantaran disebabkan tren penurunan luas areal tanam padi di Indonesia yang akan diprediksi terus berlanjut.
“Menjaga dan melindungi tiap komoditas pangan terutama padi, jagung, sagu sebagai makanan pokok Indonesia, bagi petani yang masih menanam padi harus diberikan support,” tegas Bambang, Jumat, (8/7/2022).
Bambang menuturkan, pemerintah dapat memberikan support kepada para petani yang masih menanam padi dengan menyalurkan subsidi baik, pupuk, pestisida hingga alsintan pra maupun pasca panen.
“Melalui subsidi pupuk juga pestisida dan alsintan pra maupun pasca panen serta hasilnya dibeli Bulog sebagai lembaga mendapat penugasan Pemerintah,” beber Politikus Partai Demokrat ini.
Bambang menjelaskan, alasan mengapa pemerintah perlu mengoptimalkan peran Bulog dalam mengatasi permasalahan ini. Menurut Bambang, jika hasil panen padi diserahkan ke pasar hanya akan menjadi permainan tengkulak.
“Kenapa harus ada Bulog karena kalau diserahkan ke pasar tentu akan menjadi permainan para tengkulak, sebab tau para petani ketika panen tidak akan simpan gabahnya tapi langsung dijual,” jelas Bambang.
Bambang melanjutkan, Bulog juga harus diberi penguatan sekaligus standar harga gabah yang dapat disesuaikan.
“Hanya tinggal Bulog yang harus diberi penguatan sekaligus standar harga gabahnya disesuaikan, inilah pentingnya Bulog mestinya pemerintah tidak mengabaikan keberadaan Bulog,” papar Bambang.
Bambang menegaskan, pemerintah perlu melakukan dan mengimplementasikan hal itu agar petani padi tidak kembali rugi dan pindah ke komoditas yang lebih menguntungkan.
“Agar petani tidak, karena bila dibanding komoditas lain pasti petani (padi)alih fungsi lahanya akan mencari komoditas yang lebih menguntungkan,” pungkas Bambang.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) merilis, luas panen padi tahun 2021 turun 2,3% atau 245,47 ha menjadi sekitar 10,41 juta ha dibandingkan tahun 2020 yang mencapai 10,66 juta ha. Akibatnya, produksi padi tahun 2021 turun 0,43% atau 233,91 ribu ton menjadi 54,42 juta ton gabah kering giling (GKG) dibandingkan tahun 2020 yang sebanyak 54,65 juta ton GKG.
Sehingga, produksi beras pada 2021 untuk konsumsi pangan penduduk mencapai 31,36 juta ton. Susut sebanyak 140,73 ribu ton atau 0,45% dibandingkan produksi beras di 2020 yang sebanyak 31,50 juta ton.
Hal ini pun membuat Kepala Biotech Center IPB University Dwi Andreas Santosa angkat bicara. Menurutnya, tren penurunan luas areal tanam padi di Indonesia akan terus berlanjut.
Konversi lahan tersebut, lanjut dia sebenarnya sudah terjadi. Terbukti, imbuh dia, produksi beras di Indonesia terus turun.
Laporan: Muhammad Hafidh