KedaiPena.Com – Menjaga berat badan dan gizi merupakan hal yang penting di masa lansia. Karena berat badan dan gizi yang tak seimbang merupakan faktor risiko pada paparan penyakit. Jika terpapar penyakit, bukan hanya kenyamanan lansia saja yang akan terganggu tapi juga kesejahteraan keluarga.
Ahli Geriatri Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) dr. Dina Aprillia, SpPD,K-Ger, menjelaskan, malnutrisi adalah suatu keadaan kurang, berlebih atau tidak seimbangnya protein, energi san zat gizi lainnya dalam tubuh seseorang. Yang dapat mengakibatkan perubahan komposisi tubuh, penurunan fungsi fisik dan mental sehingga menyebabkan luaran klinis buruk.
“Pada usia lanjut, malnutrisi ini meningkatkan risiko jatuh, meningkatkan kerentanan pada infeksi, jika operasi potensi komplikasi juga lebih besar, menimbulkan ulkus dekubitus, proses penyembuhan luka juga terganggu dan ada potensi gangguan otot dan respirasi. Sehingga akan menyebabkan meningkatnya kebutuhan akan layanan kesehatan dan membutuhkan perawatan yang lebih lama,” kata dr. Dina dalam acara online kesehatan, Jumat (16/7/2021).
Pada usia lanjut, status gizi akan banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor. Mulai dari perubahan fungsi organ tubuh, perubahan komposisi tubuh, penurunan sistem kekebalan tubuh, perubahan sensorik hingga perubahan pengaturan asupan energi.
“Berbagai faktor ini akan mempengaruhi berat badan pada lansia. Satu faktor akan berkaitan dengan faktor lainnya,” ucapnya.
Secara alamiah, pada usia 30 hingga 60 tahun kecenderungan tubuh manusia akan mengalami peningkatan berat badan. Tapi setelah memasuki 70 tahun, akan cenderung menurun.
“Pada saat memasuki masa lansia ini, yang akan mungkin terjadi adalah gizi berlebih dan gizi kurang, yang keduanya merupakan akibat gaya hidup di masa muda dan gangguan kesehatan maupun masalah sosial ekonomi. Tak jarang juga, para lansia mengalami kekurangan vitamin dan mineral,” ucapnya.
Dina menyatakan baik kelebihan ataupun kekurangan memiliki pengaruh yang besar bagi lansia.
“Jika obesitas, peluang untuk terpapar diabetes tipe 2 dan jantung juga lebih besar. Juga, risiko penyakit pernapasan, artritis dan kulit meningkat. Sementara yang kekurangan berat badan akan meningkatkan risiko patah tulang dan penurunan imun yang menyebabkan renta infeksi,” tuturnya.
Untuk menjaga agar berat badan lansia tetap ideal, selain memperhatikan pola makan juga diperlukan aktivitas rutin.
“Aktivitas rutin ini tak perlu olahraga berat. Asal tetap aktif saja, olahraga pun yang ringan saja. Atau bisa juga mengikuti kelas khusus lansia,” tuturnya lagi.
Dan lansia harus terus menerapkan pola makan yang baik, dengan mengkonsumsi protein rendah lemak, sayuran hijau, biji-bijian dan buah.
“Bisa juga ditambahkan dengan susu yang mengandung protein whey untuk kekuatan otot, vitamin D untuk kepadatan tulang, vitamin E, B6 dan B12 untuk daya tahan tubuh, prebiotik dan probiotik untuk kesehatan pencernaan serta lemak nabati untuk kesehatan jantung,” pungkasnya.
Laporan: Natasha