KedaiPena.com – Tak mau tunduk pada mitos yang berkembang terkait hubungan demokrasi dan ekonomi yang saling bertolak belakang, Presiden Indonesia Ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) berhasil membuktikan bahwa demokrasi dan ekonomi bisa berjalan beriringan.
SBY menyatakan ada mitos yang berkembang, terutama di Asia, bahwa ekonomi yang tak bisa beriringan dengan demokrasi dan ketertiban tak bisa beriringan dengan kebebasan.
“Ada dua mitos, ini belum lama sebetulnya menghinggapi cara berpikir kita, bangsa Indonesia. Karena muncul atau lahir pada masa Orde Baru, masa pemerintahan Presiden Soeharto. Ini tentang pembangunan,” kata SBY saat Pidato Kebudayaannya di Taman Ismail Marzuki Jakarta, Kamis (204/8/2023).
Selanjutnya, menurut mitos yang berkembang itu, bangsa berkembang, termasuk Indonesia jika ingin membangun kesejahteraan harus sejalan dengan membangun ekonomi.
“Lupakan demokrasi, kalian harus memilih. Tidak mungkin dua-duanya, nanti tidak akan sampai tujuan. Ingin sejahtera, ekonomi maju, ya nomor duakan demokrasi. Itu mitos,” ujarnya.
Mitos yang kedua adalah terkait keamanan nasional. Dikatakan jika suatu bangsa ingin tentram, aman, dan stabil, maka pemerintah harus membatasi kebebasan.
“Kontrol kebebasan, seolah-olah kita harus memilih stabilitas dan keamanan yang baik atau kebebasan yang bisa merusak stabilitas dan keamanan,” ujarnya lagi.
Ia mengungkapkan, saat ia menjabat sebagai presiden, ia berhasil membuktikan bahwa ekonomi bisa berjalan seiring dengan demokrasi.
“Dalam tahun-tahun kepemimpinan saya, ekonomi tumbuh indeks demokrasi tak anjlok. Saya bisa berdebat dengan siapapun dengan negara manapun, pakar apapun, politisi manapun, bahwa kita bisa menghadirkan dua-duanya,” kata SBY lebih lanjut.
Ia menyatakan mitos terkait hubungan demokrasi dengan ekonomi itu tak boleh terjadi lagi saat ini.
“Mitos-mitos yang lampau itu saya yakini bisa kita patahkan dan jangan sampai ada dalil politik apapun seolah-olah kita memilih kalau ekonomi maju harus menerima demokrasinya terseok, ataupun sebuah negara yang aman melupakan kebebasan. Tidak harus begitu, karena kita pernah membuktikan ini semua bisa dihadirkan. Semoga cita-cita kita dikabulkan oleh Allah, Indonesia bertambah maju, bertambah adil, bertambah damai dan bertambah demokratis,” pungkasnya.
Laporan: Ranny Supusepa