KedaiPena.Com – Akademisi Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Ubedilah Badrun menilai terpilihnya menteri Keuangan Sri Mulyani sebagai Ketua Ikatan Ahli Ekonomi Islam sebagai gimmick semata.
Ubed begitu ia disapa mengatakan hal tersebut dapat dinilai sebagai upaya agar mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia terpilih kembali sebagai menteri di kabinet kedua presiden Joko Widodo (Jokowi).
“Itu gimmick politik. Bisa dinilai semacam upaya agar dia kembali terpilih sebagai menteri ekonomi,” ujar Ubed kepada wartawan, Minggu, (1/9/2019).
Ubed juga memandang pengangkatan Sri Mulyani sebagai Ketua Ikatan Ahli Ekonomi Islam sebagai upaya pembangunan citra atau personal diri.
Ubed pun mempertanyakan latar belakang pendidikan Islam yang diemban oleh Sri Mulyani.
“Ini ada semacam legacy. Satu citra baru agar dia bisa (dipandang) sebagai ahli Ekonomi Islam,” papar Direktur Eksekutif Center for Social Political Economic and Law Studies (CESPEL).
Senada dengan Ubed, pengamat ekonomi politik Ichsanuddin Noorsy mempertanyakan terpilihnya Sri Mulyani sebagai Ketua IAEI.
Menurutnya, Sri Mulyani tidak pantas menyandang status tersebut lantaran tidak mengerti konsep ekonomi Islam.
Salah satu contohnya, kata dia, adalah rencana Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menggunakan dana haji senilai Rp 90 triliun menuai kritikan tajam.
Menteri keuangan ingin agar dana haji bisa diinvestasikan ke berbagai instrumen investasi, seperti portofolio surat utang negara (SUN) maupun pembangunan infrastruktur.
“Mustahil menggunakan dana haji seperti permintaan ahli ekonomi Islam itu,” pungkas dia.
Laporan: Andre Pradana