KedaiPena.com – Ketua Bidang Kepemudaan, LSM, dan Ormas DPP Partai Gerindra, Iwan Sumule menyampaikan bahwa politik adalah permainan yang harus dimainkan dengan sportif.
“Politik bukan sekadar urusan menang dan kalah. Untuk itu, menyerang secara personal dan mengangkat isu berbau suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) merupakan hal yang tidak dibenarkan dalam berpolitik,” kata Iwan Sumule menanggapi berita terkait pernyataan Ferdinand Hutahaean, Selasa (21/2/2023).
Ia menyatakan perlu menyampaikan hal ini karena Ferdinand disebut-sebut telah menjadi kader partai besutan Prabowo Subianto.
“Berpolitik dan membangun demokrasi mesti dilakukan dengan cara beradab,” tuturnya.
Ketua Majelis Jaringan Aktivis Pro Demokrasi (ProDEM) ini menjabarkan bahwa politik Indonesia adalah politik yang berkeadaban, yaitu memiliki keluhuran sejak dari gagasan. Politik yang berakar pada kearifan lokal, dan bergaul dengan angin globalisasi sekaligus. Bukan politik hantam kromo yang tidak peduli siapa lawan siapa kawan, dan penuh dengan nuansa baku hantam.
“Bangsa ini, tentu lelah jika diperhadapkan lagi dengan narasi kebencian dalam politik. Narasi yang mencoba membenturkan kepala-kepala dengan alasan suka atau tidak suka, tidak sepakat karena berbeda, adalah narasi barbar yang berkedok pengetahuan,” tuturnya lagi.
Dengan jalan kearifan lokal, Iwan Sumule meyakini politik dan demokrasi akan membawa Indonesia pada suatu kedewasaan dalam berbangsa dan bernegara.
“Kearifan lokal mengajarkan tepa selira, tenggang rasa, resa rumeksa, pela gandong, dan banyak lainnya, yang dalam level bernegara mewujud sebagai merdeka dan merdesa, adil sejahtera,” kata Iwan Sumule.
Kepada Ferdinand, dia mengingatkan bahwa inti demokrasi Indonesia adalah gagasan kesejahteraan yang harus mewujud dan sampai ke piring-piring rakyat.
“Ferdinand masih belum bisa menjadi kader Gerindra sejati, yaitu kader yang tahu cara berpolitik secara beradab,” pungkasnya.
Laporan: Tim Kedai Pena